Esposin BANTUL -- Sekitar 30 petani bawang merah di Nawungan, Selopamioro, Imogiri, Bantul, belakangan ini resah. Pasalnya, uang hasil penjualan bawang merah senilai Rp340 juta pada Mei lalu belum juga dibayar tengkulak.
Akibatnya, para petani kekurangan modal untuk persiapan menanam kembali lahan pertanian mereka.
Kepala Dukuh Nawungan, Jurianto, mengatakan petani di wilayahnya memang sering mengalami kendala dalam pemasaran. Selain itu, petani juga sering mendapatkan kerugian dengan keberadaan tengkulak nakal. Para tengkulak ini selalu mengaku rugi sehingga tidak membayarkan sisa uang pembelian kepada petani.
Baca Juga: Stok Obat Covid-19 di Bantul Aman Hingga Pertengahan Agustus
Libatkan DP2KP Bantul
Jurianto menambahkan, petani telah berusaha agar Rp340 juta itu bisa segera dicairkan. Salah satunya adalah dengan menggelar mediasi dengan melibatkan Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan (DP2KP) Bantul.“Sudah satu bulan lebih, namun belum juga dibayar. Padahal, kan mereka butuh uang itu secepatnya untuk membayar cicilan yang jatuh tempo,” terang Jurianto.
Baca Juga: Tragis, Terpeleset Saat Kabur Dari RS Lapangan, Pasien Covid-19 di Bantul Meninggal di Kolam ikan
Jurianto berharap uang itu segera dibayar mengingat petani saat ini sedang kesulitan. “Karena sudah dikejar-kejar cicilan yang jatuh tempo. Selain itu, dana itu kan dibutuhkan petani, apalagi saat ini PPKM,” jelasnya.Sementara itu Kepala DP2KP Bantul, Yus Warseno, mengakui telah mengetahui masalah tersebut. Dari hasil mediasi, pihak tengkulak memastikan akan melunasi kekurangan pembayaran pembelian pada pekan ini.
“Jadi tetap akan dibayarkan. Minggu ini akan diselesaikan,” terang Yus Warseno.
Agar persoalan yang sama tidak terjadi, Yus meminta ke depan petani menerapkan pola pembayaran cash on delivery (COD).
“Jadi ada barang, ada uang. Agar tidak ada kendala seperti ini lagi,” ucap Yus.