Harian Jogja.com, GUNUNGKIDUL—Sedikitnya 15 kepala keluarga (KK) di Dusun Bali, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, stres lantaran rumah serta tanahnya dipatok tanpa pemberitahuan.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Pematokan dilakukan karena lahan bakal menjadi lokasi pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).
Rumah yang terkena pematokan yakni rumah milik Sujiyo, Sujari, Darmo Supartono, Mugiyono, Wardi Utomo, Cipto Winarso, Jumino, Prapto Utomo, Adi Pranyoto, Ngatemo Ijoyo, Marno, Mangun Kisumarto, Wardi, Tukilah dan Karto Dimejo.
Salah satu warga, Wardi Utomo, mengaku kaget karena rumahnya termasuk yang terkena pembebasan. Ia mengaku ikut mendatangi sosialisasi yang digelar di Balaidesa Girisekar, beberapa waktu lalu.
Meski ikut sosialisasi, namun mereka datang bukan sebagai warga yang ikut terkena imbas proyek, melainkan sebagai ketua rukun tetangga.
“Awalnya saya senang karena yang diundang dalam sosialisasi itu warga yang rumahnya di pinggir jalan raya yang sudah ada. Saya ayem karena berpikir rumah saya tidak kena. Tapi ternyata malah kena. Kami ini sebenarnya senang dengan adanya JJLS, tapi caranya kok begitu,” tutur dia, Jumat (20/9/2013).
Sekretaris Desa (Sekdes) Girisekar, Restanto mengakui warga yang diundang untuk menghadiri sosialisasi merupakan warga yang tinggal di pinggir jalan raya mulai dari perbatasan dengan Saptosari sampai perbatasan dengan Desa Girimulyo. Ada sekitar 100 warga yang hadir.
“Ya memang pas pematokan tidak di pinggir jalan. Kami dari desa hanya bisa mendampingi pemerintah dan DPU. Nanti akan ada sosialisasi lagi pada Selasa [24/9] di Balaidesa Girisekar,” papar dia ketika ditemui terpisah.