Harianjogja.com, KULONPROGO-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kulonprogo mendesak Pemerintah Kabupaten Kulonprogo agar proyek Bedah Menoreh bisa memberikan dampak ekonomis bagi warga di sekitar.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Anggota Komisi III DPRD Kulonprogo, Muhyadi menjelaskan, pembangunan infrastruktur jalan dan pariwisata, jangan hanya dipusatkan di wilayah selatan dan tengah, melainkan juga wilayah utara, namun dengan asas keadilan.
Sehingga, saat bandara beroperasi, seluruh wilayah Kulonprogo tumbuh bersamaan, tanpa ada kesenjangan antarwilayah.
"Potensi wisata alam dan potensi lokal di Girimulyo dan Samigaluh yang berbatasan dengan Purworejo dinilainya sangat bagus. Sehingga, perlu dibangun infrastruktur jalan untuk membuka akses menuju wilayah perbatasan," ungkapnya, Kamis (25/1/2018).
Senada, Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo Aji Pangaribawa juga menilai bahwa pembangunan infrastruktur Bedah Menoreh diharapkan bisa membuka mengangkat perekonomian warga di wilayah perbukitan Menoreh, ketika New Yogyakarta International Airport (NYIA) mulai beroperasi.
Aji menambahkan, Pemkab harus mampu membuat skala prioritas pembangunan infrastruktur yang sekiranya mampu mendongkrak perekonomian masyarakat dengan cepat.
Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo menuturkan, pembangunan jalan Bedah Menoreh sepanjang 65 Kilometer sudah mulai digarap sejak 2016. Jumlah jalur yang dikerjakan itu terus ditambah, proyek ini diharapkan bisa selesai dalam satu RPJMD Pemkab Kulonprogo 2017-2022.
Jalur Bedah Menoreh bukan hanya akan memperlancar akses jalan dari NYIA menuju kawasan Borobudur, namun juga menggali potensi wisata di wilayah Perbukitan Menoreh.
Ia meyakini, infrastruktur objek wisata yang bagus juga akan membuka peluang usaha, sehingga ekonomi masyarakat akan tumbuh. Sehingga ia juga mengimbau agar warga jangan mudah tergiur untuk menjual tanah mereka, karena justru aset tersebut bisa mereka gunakan untuk membangun usaha ketika NYIA sudah beroperasi.