Semarangpos.com, SEMARANG – Pengelola kawasan prostitusi terbesar di Kota Semarang, Sunan Kuning, kembali mengusir para pekerja seks komersil (PSK) yang baru masuk dari luar kota. Para PSK yang mayoritas merupakan langganan pejabat pemerintah itu diusir karena dinilai berpotensi menularkan penyakit menular seksual kepada penghuni lama lokalisasi Semarang itu.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Ketua Lentera Asa, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang biasa mendampingi, pekerja seks komersial di resosialisasi terbesar di ibu kota Jateng itu, menyebutkan sebagian besar PSK yang diusir itu dinilai rentan penyakit menular. Hal itu dikarenakan mereka tidak mau memeriksakan kesehatan setiap pekan sekali sesuai peraturan yang diterapkan bagi penghuni Resosialisasi Argorejo atau Sunan Kuning.
“Kebanyakan [PSK yang diusir] berasal dari daerah Jawa Barat, Jakarta, dan Banten. Mereka kebanyakan merupakan langganan pejabat. Karena membandel, terpaksa kami usir,” ujar Ketua Lentera Asa, Ari Istiadi, saat dijumpai wartawan di kawasan Sunan Kuning, Kota Semarang, Jumat (23/9/2016) pagi.
Ari menyatakan pengusiran ini dilakukan sebagai hukuman bagi para PSK yang membandel. Pengusiran itu, diakuinya juga sebagai shock therapy bagi PSK lain yang mulai bermalas-malasan dalam memeriksakan kesehatan mereka.
Pengusiran para PSK langganan pejabat ini, diakui Ari, bakal berdampak pada menurunnya pendapatan penjaja seks di Sunan Kuning. Meski demikian, Ari tidak khawatir apabila kebijakannya itu akan merugikan para muncikari atau pemilik wisma.
Proses pemulangan para PSK Jabar dan Jakarta yang mayoritas langganan pejabat itu telah selesai beberapa waktu lalu. Ada sekitar 120-an PSK yang dipulangkan ke kampung halaman masing-masing sehingga total PSK yang tersisa di Sunan Kuning saat ini tinggal 488 orang.
Terpisah, Ketua Resosialisasi Argorejo, Suwandi, tidak mempermasalahkan pengusiran para PSK langganan pejabat itu. Ia justru senang karena dengan pengusiran itu, semua PSK di resosialisasinya menjadi lebih patuh dalam memeriksakan kesehatan secara rutin.
“Saat ini kami lebih memperketat pendaftaran PSK yang ingin menjadi penghuni di sini. Kita cek kesehatan mereka, lalu kita periksa adminstrasinya dengan melibatkan RT-RW,” terang Suwandi.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya