Harianjogja.com, SLEMAN- Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Widi Sutikno mengakui gangguan cuaca tahun ini berdampak pada mundurnya musim tanam.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Meski begitu, dia menilai kemunduran musim tanam tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap swasembada pangan di Sleman.
“Tidak ada hujan di musim hujan atau pethatan selama beberapa hari ini memang memengaruhi musim tanam. Akan tetapi, kami yakin kondisi ini tidak banyak berpengaruh terhadap swasembada pangan. Selama 2015 lalu, terjadi surplus beras 107.000 ton," jelas Widi, Senin (18/1/2016).
Widi optimistis, meski terjadi gangguan cuaca awal tahun ini, produksi padi di Sleman tetap mengalami surplus. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah terus melakukan pendampingan dan pemberian bantuan kepada kelompok tani.
Bantuan yang diberikan tidak hanya peralatan untuk mengolah lahan pertanian, tetapi juga pelbagai pendampingan. Salah satunya, mengubah pola tanam petani menggunakan pola tanam jajar legowo, sistem mina padi dan lainnya.
Di Sleman sendiri, katanya, saat ini 64 hektare lahan pertanian menggunakan sistem tanam mina padi. "Kalau bisa menggunakan sistem mina padi terutama selama musim penghujan ini. Dengan sistem mina padi, petani mendapatkan dua keuntungan. Pertama bisa meningkatkan prosuksi padi, kedua dapat menghasilkan ikan," terangnya.