Harianjogja.com, JOGJA-Dampak Elnino sepertinya tidak membuat produktivitas petani padi menurun. Meski mengalami kemarau panjang, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Berbah justru mengklaim produktivitas mereka naik 0,5 ton per hektar.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Ketua Gapoktan Agro Jogotirto Mandiri Berbah Mariyadi mengatakan, pada masa panen padi bulan Mei 2015, petani hanya mempu menghasilkan 6 ton per hektar. Namun panen akhir tahun 2015 kemarin mencapai kisaran 6,5 sampai 7 ton per hektar.
Petani semakin beruntung karena selain produktivitasnya naik, harga pembelian pemerintah (HPP) naik dari Rp6.600 menjadi Rp7.300. Harga gabah kering panen (GKP) naik dari Rp3.350 menjadi Rp3.700 per kg. Sementara gabah kering giling (GKG) naik dari Rp4.300 menjadi Rp7.300 per kg.
"Sekarang lonjakannya sudah signifikan. Harga kualitas bagus saja di pasaran bisa Rp9.500 sampai Rp10.000. Di penggilingan Rp9.000," kata Mariyadi pada Harian Jogja di Kantor Kepala Desa Jogotirto Berbah, Kamis (7/1/2016).
Dengan demikian kenaikan produktivitas dan kenaikan harga yang diterima (It) petani bisa memicu peningkatan pendapatan petani. Meski, harga yang dibayarkan petani (Ib) juga naik seperti pembelian pupuk, bayar upah tenaga tanam hingga tenaga panen dan biaya operasional lainnya.
Meski harga yang diterima dan dibayarkan petani sama-sama naik namun untuk petani di Jogotirto masih dapat menuai keuntungan yang cukup. "Sebab petani kita tidak kena biaya sewa lahan. Lahannya milik pribadi," kata dia. Lahan pertanian aktif di bawah naungan Gapoktan Agro Jogotirto Mandiri berjumlah 478 hektar.
Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), nilai tukar petani (NTP) Desember 2015 naik 0,32% menjadi 103,34 dibandingkan capaian bulan sebelumnya sebesar 103,01. Kenaikan ini salah satunya disebabkan naiknya indeks NTP pada subsektor tanaman pangan 1,03% dan subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,23%.