Harianjogja.com, JOGJA- Sejumlah mantan penerima beasiswa Supersemar turut berbela sungkawa atas meninggalnya Probosutedjo yang juga adik Presiden kedua RI, Soeharto. Probosutedjo dinilai turut berpengaruh dalam memberikan beasiswa tersebut.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Salah satu mantan penerima beasiswa Supersemar Nuryanto warga Jogja mengaku besarnya manfaat beasiswa Supersemar saat ia terima pada medio 1996. Ketika itu, ia masih duduk di bangku SMA dengan beasiswa Rp15.000 per bulan dinilai sangat membantu karena orang tuanya hanya bekerja sebagai tukang becak.
"Saya titip rasa duka atas meninggalnya Bapak Probosutedjo dan ucapan terimakasih atas jasanya terhadap saya melalui beasiswa supersemar. Saya sangat berkesan atas itu semua. Karena sangat membantu, maklum dulu bapak saya hanya berprofesi sebagai tukang becak di Jogja," terangnya kepada Harianjogja.com, Senin (26/3/2018).
Terpisah Andika Krisna Wijaya alumnus Sejarah Universitas Sebelas Maret (UNS) juga menyampaikan hal serupa, terlepas dari kontroversi yang ada saat ini, dalam fakta yang ia rasakan, keluarga Soeharto banyak membantu melalui beasiswa Supersemar. Ia memperoleh beasiswa itu pada 2005, senilai Rp1,2 juta setiap semester.
"Kenyataannya memang sangat membantu saya, terlepas dari kontroversi. Waktu itu inovasinya beliau [Probosutedjo] cukup membantu kita. Waktu itu saya menerima setahun dan setiap semester terus dievaluasi, IP-nya naik atau malah turun," ujarnya.