by Newswire - Espos.id Jogja - Jumat, 18 Juni 2021 - 12:59 WIB
Esposin, JOGJA -- Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di wilayah Daerah Istimewa Yogayakrta (DIY) dinilai tak efektif. Terbukti, kasus haria Covid-19 di provinsi ini kini mencapai 500 kasus.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, kini tengah mempertimbangkan untuk menutup alias lockdown Yogyakarta. Menurutnya, ini satu-satunya cara untuk menekan penyebaran Covid-19 yang kian menggila belakangan ini setelah PPKM tak berjalan efektif.
"PPKM ini kan sudah bicara nangani RT/RW [mengatur masyarakat paling bawah]. Kalau realitasnya masih seperti ini mau apa lagi, ya lockdown," tegas Sri Sultan diwawancarai wartawan di Kantor Gubernur DIY, Komplek Kepatihan, Kemantren Danurejan, Jumat (18/6/2021).
Baca Juga: Gunung Merapi Pagi Ini: 2 Kali Luncurkan Awan Panas Guguran dan Lava Pijar sejauh 1,4 Km
Lebih jauh Sri Sultan mengatakan Pemprov DIY telah membuat aturan hingga tingkat RT dan RW terkait pencegahan penularan Covid-19. Namun, pelaksanaan di lapangan tidak berjalan sesuai harapan."Kemarin [Ingub No 15/INSTR/ 2021] maunya ada keputusan izin Kelurahan harus sampai atasan (camat) gitu loh dan sebagainya. Dengan harapan semakin ketat masyarakat [tidak berkerumun] gitu. Tapi kalau masih tembus arep apa meneh. Ya lockdown," jelasnya.
Solusi lokcdown, lanjut Sultan, juga mempertimbangkan bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan di DIY. Sepekan lalu, BOR di DIY masih 35%. Namun sepekan terakhir meningkat menjadi 75%.
Baca Juga: Sidak DPRD Bantul, PPDB Daring Kok Masih Berkerumun
"Karantina di rumah selama tidak punya toilet sendiri satu keluarga pasti kena. Kalau enggak punya toilet sendiri juga ke tetangga yang bisa nular dan sebagainya. Sehingga kita ketati. Mereka sekarang mobil tidak disiplin. Nek ora ya wis. Lockdown aja gitu nggak ada pilihan," katanya.