Esposin, JOGJA - Penguatan sumber daya manusia menjadi salah satu strategi Kementerian Perindustrian dalam memulihkan ekosistem dan menciptakan peluang baru bagi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri.
“Guna meningkatkan kinerja sektor industri TPT, upaya yang perlu dilakukan antara lain adalah menjaga ketersediaan bahan baku, perluasan pasar, optimalisasi penggunaan produk dalam negeri, serta penguatan SDM industri yang kompeten,” ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangan tertulis.
Promosi Didukung BRI, Usaha Pisang Sale Mades di Parigi Sulteng Makin Berkembang
Untuk mencetak SDM yang mahir dalam menguasai teknologi kulit, karet, plastik dan produk turunannya, Kementerian Perindustrian menaungi Politeknik ATK Yogyakarta.
Kampus vokasi di bawah Kementerian Perindustrian ini memiliki peminat yang tinggi tahun ini. Dari 149 mahasiswa terpilih, terdapat 2.230 pendaftar yang bersaing dengan ketat untuk mengikuti seleksi masuk Perguruan Tinggi Vokasi Kemenperin dengan rasio mahasiswa diterima adalah 1 : 14,9. Mereka yang masuk akan ditempa dan dipersiapkan menjadi tenaga kerja industri yang mempunyai kompetensi di bidang kulit, produk kulit, karet, dan plastik.
“Penyelenggaraan pendidikan di Politeknik ATK Yogyakarta menggunakan pembelajaran sistem ganda [dual system] untuk menjamin lulusannya kompeten, link and match dengan kebutuhan industri, sehingga siap kerja. Kekhususan inilah yang membedakan Politeknik ATK Yogyakarta dengan politeknik lainnya,” ujar Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan, dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Politeknik ATK Yogyakarta, Selasa (1/10/2024).
Masrokhan juga menjelaskan bahwa dengan kurikulum berbasis Industri 4.0, lulusan Politeknik ATK Yogyakarta juga akan lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembangan industri.
Dengan tema “ATK Berintegritas Membangun Insan Industri yang Kompeten Menuju Kemajuan Bangsa,” kegiatan PKKMB tersebut mendorong mahasiswa dalam membangun jaringan, berkolaborasi atau bermitra dengan industri sehingga menjadi mahasiswa yang handal dan memiliki daya saing global.
“Belajarlah dari filosofi jam, bahwa membangun prestasi perlu di mulai dari yang kecil, dan prestasi yang kita dapatkan merupakan akumulasi dari prestasi sebelumnya,” pesan Masrokhan.
Dia juga mengungkapkan bahwa sebagai mahasiswa harus berperan aktif untuk mengembangkan diri dengan mengikuti organisasi, menemukan minat dan bakat, serta menjadi mahasiswa yang terbuka dan fleksibel dalam berperan aktif di kampus maupun di masyarakat.
Politeknik ATK Yogyakarta memiliki tiga program studi, yakni Teknologi Pengolahan Kulit, Teknologi Pengolahan Produk Kulit, hingga Teknologi Pengolahan Karet dan Plastik. Politeknik ini juga memiliki Teaching Factory menggabungkan pembelajaran praktis di lingkungan industri dengan pendekatan teori di kelas, hingga Inkubator Bisnis Industri sebagai platform yang memberikan dukungan dan sumber daya kepada mahasiswa untuk mengembangkan dan mewujudkan ide-ide bisnis menjadi start-up.