Esposin, SEMARANG — Tak butuh waktu lama bagi Polrestabes Semarang untuk meringkus pelaku kasus pembacokan yang menyebabkan mahasiswa Udinus Semarang, Muhammad Tirza Nugroho Hermawan, meninggal dunia di depan SPBU Kelud, Selasa (17/9/2024) dini hari WIB.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar, mengatakan pihaknya telah menangkap enam orang. Namun, yang menjadi dalang pembunuhan salah sasaran itu hanya tiga orang.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
“Pelaku utama Rico Sandova. Tersangka utama lainnya baru tadi pagi ditangkap atas nama Bagas Riski dan Raden Riki,” ucap Irawan saat press conference di Maporlestabes Semarang, Kamis (19/9/2024).
Irwan lalu membeberkan ihwal mahasiswa Udinus Semarang yang menjadi korban salah sasaran. Semula dua kelompok gangster All Star dan Michel hendak tawuran setelah sebelumnya saling tantang di sosial media.
Apesnya, mahasiswa Udinus yang hendak pulang ke indekos, ketika melintas di Jalan Kelud Raya bertemu dengan salah satu gangster itu. Tanpa ampun, gangster yang dipimpin Rico Sandova membacok korban sampai meninggal dunia.
Buntut kasus tersebut, enam pelaku diancam dengan pasal 338 KHUP, pasal 340 KHUP dan UU kepemilikan senjata tajam. Ketiganya diancam dengan hukuman penjara maksimal 20 tahun.
Pengakuan Pelaku
Dihadapan awak media, pelaku utama kasus pembacokan, Bagas Riski, menuturkan kelompok gangsternya All Star hendak tawuran dengan Michel di Jalan Tumpang Raya. Saat tiba di lokasi, gangster Michel tak kunjung datang.
Mereka kemudian berbalik arah dan bertemu dengan gangster Michel di daerah Sampangan. Kedua gangster ini akhirnya saling kejar-kejaran.
Ketika peristiwa kejar-kejaran antargangster tersebut, mahasiswa Udinus berboncengan dengan temannya naik motor bertemu dengan gerombolan gangster ini.
“Saya ngiranya itu [korban] rombongan Michel. Saya bacok sebanyak tiga kali. Pas korban minta ampun saya langsung pergi,” ucap Bagas Riski.
Pasca-kejadian tersebut, Bagas Riski sempat kabur ke daerah Subang. Dia takut berurusan dengan kepolisian lantaran telah membunuh orang.
“Saya kabur ke pondok, karena takut sama korban dan pihak berwajib,” tukasnya.