Esposin, SLEMAN -- Polda Daerah Istimewa Yogyakarta sampai saat ini belum menetapkan tersangka dalam kasus tawuran antara Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dengan kelompok suporter Brajamusti di Kota Jogja pada Minggu (4/6/2023) malam.
Direskrimum Polda DIY, Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra, mengatakan sejauh ini terdata ada sebanyak sembilan orang yang mengalami luka-luka dalam insiden tawuran tersebut. Pada Minggu malam, pihak kepolisian mengevakuasi 352 orang ke Polda DIY. Ratusan orang tersebut akan dipulangkan dalam 1x24 jam.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
“Sampai saat ini masih penyelidikan, belum ditentukan tersangka, karena fokus kami menjaga Jogja kondusif dan aman,” ujarnya, Senin (5/6/2023).
Tawuran itu dilatarbelakangi penganiayaan yang melibatkan anggota PSHT dan anggota Brajamusti, kelompok suporter PSIM Jogja di Parangtritis, Bantul, akhir Mei lalu.
Polres Bantul sebenarnya sudah menangkap pelaku penganiayaan. Namun, ratusan anggota PSHT tetap mendatangi Kota Jogja pada Minggu sore dan terlibat tawuran dengan warga di sejumlah tempat, dari Jalan Kenari hingga Jalan Taman Siswa, hingga malam harinya.
Pengurus Biro Hukum Brajamusti, Baskara, menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tawuran tersebut.
“Kami mau mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, khususnya kepada rakyat Jogja, kepada PSHT, seluruhnya,” kata dia.
Baskara memastikan Brajamusti dengan PSHT sudah sepakat berdamai dan mengimbau seluruh elemen Brajamusti untuk menahan diir.
“Kami mengimbau kepada rekan-rekan Brajamusti untuk cooling down, tetap tenang, tetap kita seduluran bersama PSHT,” ujarnya.
Pihak PSHT juga menyampaikan permohonan maaf atas peristiwa tawuran tersebut. Ketua Cabang PSHT Bantul, Tri Jaka Santosa, meminta maaf kepada Gubernur DIY Sri Sultan HB X dan masyarakat Jogja karena kejadian tersebut.
“Saya pertama minta maaf kepada Bapak Gubernur. Kedua kepada masyarakat Jogja. Saya betul-betul minta maaf karena ini di luar kemampuan kami dan saya sudah berusaha membendung [massa PSHT yang datang ke Jogja],” ujarnya.
Ia memastikan dalam permasalahan ini, PSHT dan Brajamusti sudah bersepakat untuk damai dan tidak ada masalah lagi.
“Saya juga minta maaf kepada saudara-saudaraku pengurus Brajamusti dan semua warga Brajamusti. Saya minta maaf yang sebesar-besarnya,” katanya.
Kepada para pendekar PSHT, terutama yang berada di luar Jogja, ia meminta mereka untuk tidak perlu datang ke Jogja apalagi berbuat kerusuhan.
“Saya mengimbau warga PSHT di mana pun berada, tidak boleh masuk ke Jogja. Jangan kotori Jogja dengan kegiatan-kegiatan yang tidak diinginkan,” ungkapnya.