Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-PLN Kantor Distribusi Jawa Tengah-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan peninjauan lapangan pemasangan listrik pedesaan di wilayah Gunungkidul. Antusiasme Pemkab Gunungkidul menyambut program tersebut dinilai minim.
Salah satu staf PLN Kantor Distribusi Jawa Tengah-DIY Joko Handoyo menuturkan pihaknya sudah dua kali bertemu dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul. Namun, respon Pemkab Gunungkidul terhadap program tetap kurang memuaskan.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
“Setelah datang yang pertama hanya ada 22 Rumah Tangga Sasaran [RTS] yang diajukan, setelah datang yang kedua ada penambahan menjadi 63 RTS. Itu pun paling rendah dibanding wilayah DIY lainnya,” papar dia di salah Dusun Rejosari, Desa Kemadang, Kamis (12/12/2013).
Ia mempertanyakan hal tersebut lantaran program listrik pedesaan merupakan program gratis yang dibiayai dari APBN melalui PLN. Masyarakat yang menjadi sasaran merupakan masyarakat yang kurang mampu dan belum terpasang instalasi listrik. Selain itu, rumah warga harus dekat dengan jaringan dan tidak boleh lebih dari lima tarikan.
“Warga yang masuk dalam program akan mendapatkan fasilitas daya 450 PA, instalasi tiga titik lampu, ssatu stop kontak, tiga lampu hemat energi dengan daya masing-masing lima watt serta pulsa perdana Rp20.000. Biaya pemasangan termasuk sertifikat laik operasi [SLO] juga gratis,” imbuh dia.