Semarangpos.com, SEMARANG — Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Jawa Tengah menyatakan kesiapan berpartisipasi dalam memerangi penyakit tuberkulosis (TBC/TB paru) yang jumlahnya masih terbilang cukup tinggi.
"Jumlah kasus penderita tuberkulosis setiap tahunnya mencapai satu juta kasus dengan jumlah kematian sebanyak 100.000 kasus. Hal itu menempatkan Indonesia pada peringkat kedua dunia setelah India," kata Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jateng Siti Atikoh Ganjar Pranowo di Kota Semarang, Kamis (9/2/2017).
Terkait dengan hal tersebut, istri orang nomor satu di Provinsi Jateng itu menilai perlu ada penanganan serius untuk menurunkan jumlah penderita tuberkulosis. Kendati demikian, ia mengakui jika pemberantasan penyakit yang menyerang paru-paru itu tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan pemerintah karena keterbatasan anggaran.
"Perlu ada upaya merangkul seluruh organisasi sosial dan elemen masyarakat untuk bersama-sama melakukan program pemberantasan tuberkulosis," ujarnya.
Agar hasilnya lebih optimal, kata dia, pemberantasan tuberkulosis akan dimasukkan pada program PKK yang saat ini sudah berjalan, seperti mendampingi ibu hamil dan pemberantasan jentik-jentik nyamuk. "Kader-kader PKK nantinya juga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat cara-cara mengenali tanda penderita terduga tuberkulosis," katanya.
Atikoh mengharapkan keberadan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) juga harus diaktifkan di tingkat kabupaten/kota karena pemerintah provinsi akan mengalami kesulitan tanpa ada peran serta dari pemerintah kabupaten dan kota di Jateng.
KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya