Haranjogja.com, SLEMAN- Debat pasangan Bupati-Wakil Bupati Kabupaten Sleman putaran tiga telah terselenggara, Sabtu (5/12/2015) malam. Debat kali ini mengusung tema Tata kelola pemerintahan yang baik, reformasi birokrasi dan penguatan demokrasi lokal. (Baca juga : PILKADA SLEMAN : Ketika Bupati dan Wabup Incumbent Saling Menyerang)
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Debat dibagi menjadi empat segmen. Pada segmen tiga, mantan Bupati Sleman Sri Purnomo yang merupakan calon bupati nomor dua mendapat pertanyaan dari paslon tandingannya, Yuni Satia Rahayu-Danang Wicaksana, terkait bagaimana akan menindak layanan ambulan dari puskesmas yang belum optimal memberikan pelayanan. Yuni-Danang mengklaim ada layanan ambulan yang berbayar dan peminjaman berbelit-belit.
Sri Purnomo menyatakan bahwa layanan ambulan Kabupaten Sleman telah sesuai aturan dan prosedur yang berlaku. "Selama ini kita belum pernah dikomplain masyarakat. Itu [peminjaman ambulan berbelit-belit] malah terjadi di tetangga kita," kata Sri Purnomo.
Menurutnya, peminjaman ambulan tidak hanya dilayani puskesmas di bawah Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman tapi juga pihak swasta pun ikut berperan. "Di Sleman ada swasta yg bisa meminjamkan. Sektor swasta dan pemerintahan saling dukung. Hal ini terus akan kita dorong," kata Sri Purnomo.
Jawaban itu kembali disanggah oleh Yuni. Ia justru melihat layanan peminjaman ambulan di Sleman tidak wajar. Hal tersebut semakin ditegaskan oleh calon wakilnya, Danang, bahwa peminjaman ambulan sampai merugikan masyarakat. "Intinya jangan sampai masyarakat menunggu. Jangan sampai ada gejolak atau emergency dulu," kata Danang.
Sri Muslimatun yang memiliki basic di bidang kesehatan pun angkat bicara. "Tata kelola yang baik itu ada tiga pilar. Pemerintah, swasta dan masyarakat. Swasta ada yg menyediakan ambulan. Contoh Rumah Sakit Sakina Idaman. Organisasi politik yang terdiri dari rakyat juga banyak yang ikut meminjamkan ambulan," jelasnya.