Pilkada Sleman disambut dengan demo oleh Jaringan Pemilih Pemula (JPP). Mereka menginginkan pilkada damai
Harianjogja.com, SLEMAN-Salah satu Calon Bupati Sleman berjenis kelamin laki-laki secara blak-blakan membagi-bagi uang pada rakyat kecil. Ia mendatangi rakyat jelata dan langsung mengiming-imingi sejumlah uang pada mereka.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Topi yang ia kenakan penuh dengan tempelan uang kertas. Dari uang Rp1.000, Rp2.000, Rp10.000 hingga Rp100.000, tertempel untuk menarik perhatian rakyat kecil. Begitu juga di kemejanya.
Tak lama kemudian, seorang pria bercaping dengan sarung terserempang di pundaknya tanpa ragu dan malu melangkah ke depan mendekati sang calon. Dengan sigap ia pun menerima uang dalam bentuk lembaran itu. Ia berlari riang sembari mengibas-ngibaskan lembaran uang kertas di kedua tangannya.
Di tengah kerumunan itu, ada juga PNS yang ditawari uang oleh si calon bupati. Namun, ia menolak dan tak menerima uang itu meski dengan paksaan dari sang calon.
Suasana itu tergambar dalam teatrikal dari Jaringan Pemilih Pemula (JPP) Sleman di depan kantor KPU Sleman, Kamis (5/11/2015). Di tengah guyuran hujan, sekelompok pemuda itu datang untuk menyuarakan tiga hal. Pilkada Sleman yang damai, anti politik uang dan penegakan netralitas di kalangan PNS.
Menurut koordinator aksi, Panji Astowo, kecurangan yang masif dilakukan dari gelaran pilkada di Indonesia adalah politik uang. Hal ini disebabkan selain kurangnya pengawasan juga masih minimnya pemahaman masyarakat akan pendidikan politik. Pihaknya mengajak semua elemen masyarakat untuk mengontrol penyelenggara pilkada di Sleman nanti.
"Jangan sampai Kabupaten Sleman digadaikan dengan uang rupiah untuk lima tahun taruhannya karena pilkada serentak ini akan ada potensi politik uang dari pasangan calon," jelasnya.