Meski bertempat di ruangan tertutup dan jumlah pendukung masing-masing calon dibatasi sepuluh orang saja, tak mengurangi kemeriahan debat. Secara keseluruhan kegiatan tersebut dapat berjalan aman dan lancar.
Promosi Kompetisi BRI Liga 1 Ciptakan Perputaran Ekonomi hingga Rp10,4 Triliun
Salah seorang warga Dusun Budegan, Piyaman, Wonosari Anjar Ardityo mengaku menyempatkan diri melihat debat calon kepala daerah putaran kedua untuk mengetahui visi misi yang dimiliki. Menurut dia, adu argumen antar calon wakil bupati ini lebih hidup ketimbang pelaksanaan debat calon bupati yang berlangsung di Bangsal Sewokoprojo, Sabtu (31/10/2015) lalu.
“Perasaan saya lebih seru yang sekarang [debat cawabup]. Visi misi yang disampaikan juga lebih jelas,” kata Anjar, Minggu (15/11/2015).
Dari seluruh sesi dalam debat yang digelar, dia mengakui paling senang saat peserta saling lempar pertanyaan. Di sesi inilah bisa diketahui bagaimana kapasitas dan kemampuan keempat cawabup. “Saya kira semua punya kapasitas. Tapi untuk pilihan, saya masih merahasiakannya,” ujarnya.
Hal tak jauh berbeda juga diungkapkan warga Wonosari lainnya, Heri Susanto. Menurut dia, cawabup memiliki kemampuan yang lebih sehingga bisa menjawab segala pertanyaan dengan jelas padat dan sesuai dengan waktu yang diberikan. “Bagus dan semua juga saling menghormati sehingga suasananya tetap kondusif,” kata Heri.
Menanggapi debat yang berlangsung Sabtu malam, Ketua KPU Gunungkidul Mohammad Zainuri Ikhsan mengaku menyerahkan sepenuhnya ke masyarakat. Berbagai tanggapan yang muncul merupakan bagian dari pendidikan politik dalam pilkada.
“Untuk tanggapan saya tidak akan berkomentar dan biarlah masyarkat yang menilai,” kata Ikhsan, kemarin.