Peternakan Gunungkidul terancam kedatangan anjing hutan
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul mengimbau kepada masyarakat di kawasan pesisir untuk mewaspadai serangan anjing hutan (sebelumnya tertulis anjing liar) terhadap hewan ternak yang dimiliki. Pasalnya potensi serangan itu diprediksi akan meluas seiring memasukinnya puncak musim kemarau di tahun ini.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Baca Juga : 5 Kambing Milik Warga Gunungkidul Jadi Mangsa Anjing Liar Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian dan Pangan Suseno Budi mengaku belum mendapatkan informasi terkait dengan lima ekor kambing warga Purwodadi mati karena digigit anjing hutan. Namun demikian, ia tidak heran dengan serangan tersebut karena sering terjadi saat di musim kemarau, khususnya di wilayah pesisir.
“Informasi yang masuk baru ada 11 ekor kambing di Tanjungsari mati karena serangan anjing hutan. Jadi kalau ditambah yang terjadi di Tepus maka jumlah ternak yang mati ada 16 ekor,” kata Suseno kepada Harianjogja.com, Kamis (10/8/2017).
Menurut dia, peristiwa serangan hewan liar di Tanjungsari terjadi sekitar dua minggu yang lalu. Adanya serangan akhir-akhir ini di Tepus dan Tanjungsari, Suseno pun meminta warga untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap potensi serangan tersebut yang diprediksi meningkat seiring memasukinya puncak musim kemarau.
“Dari tahun ke tahun, lokasi serangan tidak berubah dan banyak terjadi di wilayah pesisir. Adapun cakupan serangan bisa terjadi di Girisubo, Rongkop, Tepus, Tanjungsari, Saptosari, Panggang dan Purwosari,” ujarnya.