by Jibi Semarangpos.com Newswire - Espos.id Regional - Senin, 29 Februari 2016 - 02:50 WIB
Semarangpos.com, TEMANGGUNG – Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) menuntut pemerintah segera menerapkan disparitas cukai rokok berbahan baku impor yang lebih tinggi dari rokok berbahan baku lokal. Langkah ini dinilai APTI sangat cocok untuk menyelamatkan industri rokok yang menggunakan tembakau lokal.
“Bagi rokok yang kandungan bahan impornya besar kami minta dikenai cukai yang
"Bagi rokok yang kandungan bahan impornya besar dikenakan cukai tinggi. Sementara, rokok dengan kandungan tembakau lokal dikenai cukai rendah. Langkah ini sebagai salah satu upaya menyelamatkan eksistensi tembakau lokal,” ujar Wakil Sekjen APTI, Agus Setyawan, Minggu (28/2/2016).
Agus mengatakan dari tahun ke tahun eksistensi pertanian dan industri tembakau lokal terus mengalami gempuran dari berbagai sisi. Pertama selalu dibenturkan dengan masalah kesehatan, kedua masuknya tembakau impor dalam skala besar.
Selain disparitas cukai, lanjut Agus, pemerintah sebaiknya juga membuat regulasi tentang pembatasan impor tembakau. Apalagi impor tembakau itu tidak berbiaya masuk atau tidak ada barier masuk ke pasar Indonesia. Kalau tidak dibatasi akan terjadi over suplai di tingkat petani.
Ia menuturkan selera pasar saat ini telah beralih dari rokok kretek ke rokok mild yang lebih banyak menggunakan bahan baku tembakau impor.
Kebutuhan tembakau secara nasional saat ini berada di angka kurang lebih 320 ribu ton per tahun, dengan perhitungan dari pabrikan satu batang rokok dibutuhkan satu gram tembakau rajangan kering.
Adapun produksi tembakau lokal adalah 260 ribu ton sehingga secara seluruh tembakau lokal bakal terserap, Akan tetapi, dengan masuknya tembakau impor akan mengurangi serapan tembakau lokal pada industri rokok Tanah Air.