Harianjogja.com, JOGJA- Perayaan Natal yang merupakan peringatan kelahiran Yesus menjadi momentum untuk bersama-sama memulihkan dan menjaga alam semesta dan manusia yang telah mengalami banyak keruskan.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Ajakan tersebut disampaikan Romo Antonius Padua Danang Bramasti SJ dalam khotbah Misa Malam Natal di Gereja Santo Antonius Padua Kotabaru Jogja, Kamis (24/12/2015) malam.
"Natal kita tahun ini, kita layak bersuka cita karena Tuhan sudah datang. Namun kita juga tidak mungkin mengelak karena nyatanya kedatangan-Nya untuk masa-masa ini telah tergores oleh petaka yang menyesakkan. 'Jagat gede' (alam semesta) tercemar, 'jagat cilik manusia' terluka dan 'ikatan kasih dalam keluarga' terkoyak," katanya.
Ia mengatakan, alam semesta dan keluraga manusia tidak boleh lepas dari perhatian.
"Ini yang menjadi latar dari segala doa dan nada dalam perayaan Ekaristi Malam Natal ini," katanya, seperti dikutip dari Antara.
Menurut dia, Natal bukan hanya soal kelahiran Yesus, tetapi saat dimana Tuhan membuka komunikasi secara langsung dengan manusia, dengan bahasa manusia, bahkan Tuhan menjadi manusia.
"Komunikasi langsung ini dilakukan supaya kita bisa mengenal kehendak Tuhan. Pesan uyang disampaikan adalah kesegerhaaan, rendah hati," katanya.
Danang mengatakan, sebagai manusia harus dapat mengenal kondisi alam semesta, dengan segala ciptaan harus dapat berkomunikasi.
"Kita harus sanggup melampaui rasa sakit hati, melampuai rasa marah, dan tidak mudah tersinggung," katanya.
Ia mengatakan, dengan demikian manusia akan merasakan suaka cita atas segala berkat Tuhan.
"Bersuka cita artinya jadi lebih kreatif, terbuka dan inovatif terhadap ide dan selau berkembang, tidak mudah putus asa," katanya.
Misa Malam Natal yang dihadiri ribuan umat Katolik ini berlangsung khidmad dan aman.
Puluhan petugas Kepolisian dan TNI serta organisasi masyarakat nampak turut membantu menjaga sitauasi keamanan pelaksanaan Misa Malam Natal.
Bahkan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, umat yang akan memasuki gereja dilakukan pemeriksaan dan harus melalui pintu yang yang dilengkapi "detector".