Pertumbuhan ekonomi Jogja akan dipengaruhi tarif dasar listrik
Harianjogja.com, JOGJA -- Kenaikan tarif dasar listrik menjadi pemicu inflasi Kota Jogja berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) DIY. Potensi inflasi diprediksi akan lebih tinggi, mengingat kenaikan tahap kedua pada Mei ini sudah mulai diterapkan.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY, Budi Hanoto mengungkapkan inflasi yang terjadi pada Jogja tidak dapat diperkirakan sebelumnya.
"Karena inflasi ini dampak dari kenaikan TDL pada Maret yang dampaknya terjadi pada bulan April," ujar Budi saat ditemui Harianjogja.com di ruang kerjanya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DIY, Rabu (3/5/2017).
Budi memaparkan kenaikan tarif dasar listrik terjadi pada pengguna listrik paska-bayar 900 voltampere. Dampak kenaikan tarif listrik tersebut mungkin tidak terlalu berdampak di kota besar seperti Jakarta. Kendati demikian, dampak kenaikan TDL di daerah, terutama Jogja cukup signifikan.
"Karakter pengguna listrik 900 voltampere di Jogja itu sebagian besar adalah rumah tangga, kos-kosan dan kontrakan. Sehingga, saat tarifnya dinaikkan pada Maret, misal pemilik kos atau kontrakan langsung menaikkan harga sewanya di bulan berikutnya," jelas Kepala KPw BI DIY itu.
Tarif dasar listrik per Mei sudah mulai kembali naik, sehingga dampak dari kenaikan tahap kedua tersebut baru akan tampak pada Juni. Budi menilai momentum kenaikan tarif dasar listrik tersebut kurang tepat. Pasalnya, kondisi tersebut bertepatan dengan Ramadan dan Lebaran.