by Kusnul Isti Qomah Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Rabu, 11 Januari 2017 - 05:20 WIB
Pertumbuhan ekonomi diprediksi dapat tetap terkendali
Harianregional.com, JOGJA -- Kenaikan harga cabai rawit merah hingga menyentuh angka Rp100.000 per kg mengawali 2017. Salah satu komponen volatile food ini diperkirakan bisa mempengaruhi inflasi di DIY. Namun,Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY optimistis inflasi akan tetap terjaga.
Baca Juga : PERTUMBUHAN EKONOMI : TPID DIY Optimistis Inflasi Tetap Terkendali
Ketua TPID DIY Gatot Saptadi menyebutkan produksi cabai di DIY setiap tahunnya sekitar 80.000 ton per tahun dan kebutuhannya sekitar 5.000 ton per tahun. Hasil panen di DIY kebanyakan dijual ke luar DIY dan akan kembali masuk ke DIY dengan harga yang lebih tinggi.
Jalur distribusi yang panjang dari petani ke pedagang yang panjang harus disikapi, tetapi Gatot mengakui hal itu tidak mudah. Untuk mengendalikan harga, TPID bersama pemangku kepentingan akan mempertahankan program yang dinilai efektif pada 2016. Program yang dimaksud antara lain adanya Kios Segoro Amarto, rumah pangan kita, toko tani, dan juga operasi pasar untuk menstabilkan harga.
Ketua III TPID DIY Arief Budi Santoso mengungkapkan, kenaikan harga cabai bisa saja mempengaruhi inflasi di DIY karena pengaruh volatile food ke inflasi lebih dominan. Namun, berapa besar pengaruhnya, harus dilihat dahulu bobot cabai rawit dibandingkan bahan pangan lainnya dalam mempengaruhi inflasi.
"Inflasi di DIY dipengaruhi sekitar 280 komoditas dan dihitung berdasarkan rata-rata dalam satu bulan. Kenaikan harga cabai pasti akan berpengaruh pada inflasi di DIY. Namun, seberapa besar pengaruhnya harus dilihat dulu berapa lama harga cabai yang tinggi ini akan bertahan. Masyarakat tidak usah panik," jelas dia.