Madiunpos.com, TULUNGAGUNG — Sejumlah petani cabai di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengkhawatirkan tingginya intensitas hujan selama beberapa pekan terakhir. Tingginya curah hujan bisa memicu genangan air di pematang sawah serta serangan hama yang berujung terjadinya gagal panen komoditas pertanian Tulungagung itu.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
"Jika hujan terus-menerus biasanya serangan hama jamur pada daun akan terjadi. Selain itu, akar yang terlalu lama terendam air akan lebih cepat busuk dan mengakibatkan tanaman mati," ujar Arif Setyawan, salah seorang petani cabai di Desa Sembon, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung, Selasa (26/1/2016).
Menghindari kerusakan pada tanaman akibat meningkatnya kelembaban tanah, Arif menuturkan jika saat ini petani cabai Tulungagung berupaya mengatasinya dengan membersihkan saluran di pematang agar air bisa lebih mudah mengalir dan tanah tidak terendam. Bukan hanya itu, sebagian pelaku pertanian Tulungagung juga membuka sebagian plastik penutup tanah untuk ditaburi kapur pertanian.
Tujuannya, kata dia, yakni untuk mengembalikan PH tanah agar akar tidak mudah busuk. "Perawatan ekstra sudah dilakukan dengan melakukan penyemprotan serta memberikan kapur pertanian pada tanah untuk pengembalian PH tanah," ujarnya.
Selain dihadapkan dengan kondisi cuaca, Karmuji petani cabai keriting lainnya, juga mengeluhkan masalah harga cabai keriting yang mulai turun sejak sepekan terkhir dampak penurunan volume serta kualitas produksi cabai. Menurut dia, penurunan harga cabai cukup dratis, dari semula Rp23 ribu menjadi tinggal Rp10.000/kg.
"Turunnya harga diduga karena saat ini untuk stok cabai sudah melimpah. Hal itu dengan adanya pasokan cabai dari daerah lain," tuturnya.