Pertanian Kulonprogo berupa kakao terus dikembangkan.
Harianjogja.com, KULONPROGO -- Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo mengakui belum optimalnya pengelolaan komoditas kakao di Kulonprogo.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Bambang Tri Budi mengungkapkan, saat ini petani kakao masih menjual kakao dalam bentuk curah. Akibatnya, petani mendapatkan harga jual yang murah. Secara bertahap, jajarannya akan melakukan pengelolaan komoditas kakao dari hulu ke hilir, agar kakao milik petani bisa memiliki nilai tambah.
"Kami akan melakukan pendampingan kepada petani kakao, supaya merawat tanaman tersebut dengan serius. Pada tahun ini kami melakukan pemetaan kawasan kakao, memperbaiki tegakan kakao," imbuh Bambang, Selasa (13/6/2017).
Ia menjelaskan, tanaman perkebunan yang dikembangkan masyarakat pada saat ini masih heterogen. Beberapa di antaranya tanaman kelengkeng, rambutan, mangga, durian, kakao dan komoditas lain. Akibatnya, tanaman tidak dapat berkembang dengan baik. Dengan hasil panen tidak optimal.
Sehingga Dinas mengimbau kepada petani untuk menentukan skala prioritas tanaman. Seandainya petani memprioritaskan kakao dan durian, tanaman lain yang ada bisa ditebang, agar tanaman prioritas bisa tumbuh.