Pertanian Gunungkidul untuk komoditas srikaya menghadapi paceklik panen
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Kegagalan panen buah di Gunungkidul meluas. Setelah sentra durian di Kecamatan Patuk, kali ini kegagalan panen juga terjadi di sentra Srikaya yang ada di Kecamatan Gedangsari.
Kegagalan ini bisa dilihat dari jumlah panen yang dihasilkan yang turun drastis jika dibandingkan dengan capaian di tahun lalu. Dampak dari kegagalan itu, petani menjual srikaya dengan sistem per biji dan bukan lagi kiloan.
“Satu buahnya dihargai Rp1.500. ini pun yang kualitas biasa, sedang yang super dengan ukuran yang besar harganya bisa lebih mahal lagi,” kata Kepala Desa Watugajah, Gedangsari Dwi Ratna kepada Harianjogja.com, Minggu (5/2/2017).
Menurut dia, panen yang mengalami kegagalan ini disebabkan karena faktor cuaca. Hujan yang turun dengan intensitas tinggi membuat perkembangan tanaman srikaya terganggu, terutama menyangkut masalah pembuahan.
“Jika dilihat dari musim panen, saat sekarang sudah memasuki akhir tapi buah yang dihasilkan tidak banyak dan tidak seperti panen di tahun lalu,” katanya.
Untuk jumlah sendiri, Dwi mengaku belum tahu persis berapa penurunan yang terjadi. Hal itu terjadi karena perhitungan yang dilakukan secara kasat mata dengan jalan melihat perkembangan buah srikaya.
“Perbedaan dengan panen tahun lalu, sekarang buahnya sedikit. Selain itu, sebelum masak sudah banyak yang mati dengan kondisi buah menghitam. Sementara di tahun lalu, buah yang dihasilkan banyak dan mayoritas bisa masak semua,” ujarnya.