Pertanian Bantul yang mengadopsi sistem berjemaah
Harianjogja.com, BANTUL -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menunggu hasil ujicoba Program Corporate Farming atau pertanian secara berjemaah yang menggabungkan petak-petak lahan kecil menjadi satu area pertanian yang lebih luas untuk menghemat biaya produksi pertanian. Pertanian model ini bisa diperluas ke berbagai wilayah di Bantul.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul saat ini tengah mengujicoba pertanian secara berjemaah. Model pertanian berjemaah tersebut digagas oleh Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) dan telah dimulai di Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis.
Terdapat sebanyak 7,5 hektare lahan atau demplot yang merupakan hasil penggabungan dari 124 petak lahan menjadi hanya 22 petak lahan.
“Uji coba sudah jalan sejak dua bulan lalu, beberapa minggu lagi panen,” kata Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul Pulung Haryadi kepada Harianjogja.com, Senin (18/9/2017).
Pemerintah kata dia menunggu hasil ujicoba pertanian berjemaah tersebut apakah berhasil atau tidak. Apabila pertanian berjamaah ini berhasil, pemerintah kata Pulung bisa mengembangkannya ke wilayah pertanian lain.
“Kami akan lihat menguntungkan atau tidak. Kalau menguntungkan maka bisa diterapkan ke wilayah lain. Kalau tidak menguntungkan berarti kembali menggunakan sistem lama [bertani di petak lahan lebih kecil],” ujar dia.