Pertanian Bantul untuk jagung tahun ini cukup tinggi.
Harianjogja.com, BANTUL - Dinas Pertanian DiY mencatat hasil panen jagung di seluruh wilayah itu menunjukkan kabar menggembirakan. Dari berbagai jenis tanaman palawija, jagung menempati urutan kedua panenan tertinggi setelah ubi kayu. Berdasarkan data produktivitas, rata-rata panen jagung jagung mencapai 300.000 ton/tahun.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko menuturkan meski produktivitas jagung tinggi, kebanyakan hasil panen digunakan untuk campuran pakan ternak. Sementara jagung konsumsi di DIY masih sebatas jagung manis saja.
"Untuk diversifikasi pangan produk olahan jagung belum begitu maksimal di DIY padahal produktivitas hasil panenan jagung DIY tergolong tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan DIY saja lebih dari cukup maka jagung dari DIY sering diambil kabupaten atau provinsi lain," terang Sasongko, Kamis (8/6/2017).
Sementara, Presiden Direktur Monsanto Indonesia Ganesh Pamugar Satyagraha menambahkan pelaksanaan praktik pertanian tepat guna sangat diperlukan khususnya bagi pertanian komoditas jagung untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Selama ini Monsanto Indonesia merupakan produsen benih jagung hibrida.
Ganesh menjelaskan, praktik pertanian tepat guna termasuk tanaman jagung dapat dilakukan mulai dari pengolahan lahan, pemupukan, penyiangan gulma, pengendalian hama penyakit serta yang paling penting adalah pemilihan benih berkualitas. Dengan demikian diharapkan petani bisa memperolehpeningkatan hasil di tengah tantangan alih fungsi lahan pertanian.
Dalam kesempatan itu Ganesh menambahkan, Mosanto memproduksi benih jagung hibrida yang bernama Dekalb DK959 dan DK771.
" Kedua benih ini merupakan benih hibrida pengembangan termutakhir dari Monsanto Indonesia yang mempunyai karakter berbeda namun saling melengkapi serta cocok untuk ditanam di wilayah Jawa Tengah dan DIY," jelasnya.
Menurut dia, untuk benih Dekalb DK959 sangat cocok ditanam di lahan sawah bekas padi yang mempunyai sistem irigasi. Benih ini menawarkan hasil produksi yang lebih tinggi, mencapai rata rata 9-10 ton per hektar dan cocok ditanam di musim kemarau.
Sementara benih Dekalb DK771 cocok untuk ditanam di lahan-lahan marginal atau kurang subur atau dibawah naungan pohon. Benih ini mempunyai keunggulan khusus yakni tahan terhadap penyakit bulai serta usia panen yang lebih singkat sehingga cocok bagi petani yang mau menambah frekuensi tanam dan tentunya dengan hasil panen yang tinggi juga mencapai rata rata produksi 8-9 ton per hektar.