Pertanian Bantul mengalami penurunan harga gabah
Harianjogja.com, BANTUL -- Harga gabah di kalangan petani di Bantul merosot. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul berencana menggandeng Badan Urusan Logistik Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk membeli gabah petani.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kabupaten Bantul Pulung Haryadi mengatakan, dinas dan Bulog sudah melakukan pertemuan pada Jumat (10/3/2017). Hasilnya, Bulog sudah sanggup membeli gabah petani, meskipun di luar kualitas standar.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri perwakilan pengurus gabungan kelompok tani (gapoktan) se-Kabupaten Bantul itu dinyatakan bahwa, dalam tahap awal tersebut setidaknya Bulog akan membeli gabah petani Bantul kurang lebih 106 ton, dan tidak menutup kemungkinan jumlah gabah yang diserap terus bertambah. DPPKP berharap, melalui kerja sama dengan Bulog untuk menyerap gabah petani pada musim panen Maret ini, para petani tidak mengalami kerugian dari hasil jual panen mereka, dan tetap dapat melanjutkan kegiatan pertanian musim tanam selanjutnya.
"Petani itu maunya dibayar tunai, sementara Bulog belinya dalam jumlah besar, sehingga anggota kelompok tani harus dikumpulkan, prinsip dari Bulog siap membeli gabah petani," katanya.
Saat dimintai konfirmasi, Kepala Bulog Divre Jogja Miftakhul Adha membenarkan hal tersebut.
Kondisi hujan yang terus-menerus mengguyur Jogja, dikhawatirkan memberikan dampak buruk bagi gabah petani, salah satunya membuatnya memiliki kadar air tinggi. Padahal apabila gabah memiliki kadar air tinggi, maka harga jualnya menjadi rendah.
"Pemerintah melalui Bulog membeli gabah basah dengan harga yang layak. Gabah dengan kadar air di atas 25 sampai 30 persen, kita beli dengan harga Rp3.700 per kilogram," tuturnya.