Madiunpos.com, NGAWI – Anda tentu penasaran dengan bayi kembar dampit putra pasangan suami istri Peri Setyowati dengan Mbah Kodok Ibnu Sukodok. Putra-putri yang lahir di hari yang sama, yakni Senin (1/6/2015) atau bertepatan dengan lahirnya Pancasila itu kini telah disematkan nama di masing-masingnya.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Bramantyo Prijosusilo, seniman yang ngunduh mantu pernikahan dua insan beda alam itu mengatakan, nama masing-masing putra Mbah Kodok ialah Joko Samudro dan Sri Parwati. Nama bayi pasangan laki-laki dan perempuan itu secara resmi disematkan pada Jumat (5/6/2015). Pemberian nama juga diumumkan kepada segenap khalayak, termasuk para danyang di Tanah Jawa.
“Pemberian nama telah juga digelar selamatan di Sendhang Margo dan Ngiyom dengan mengundang para danyang di tanah Jawa,” ujar Bramantyo melalui siaran persnya yang diunduh Madiun Pos, Sabtu (6/6/2015).
Bram melanjutkan, usai pemberian nama kepada bayi kembar dampit itu, acara akan dilanjutkan dengan selamatan membangun Keraton Ngiyom, tempat tinggal Peri Setyowati. Pembangunan keraton Peri ini dilakukan dengan penanaman rimba aneka yang dikonservasi sebagai penyangga mata air dan laboratorium “agro-forestry” atau “ngelmu kebun-hutan” Nusantara tua.
“Acara seni kejadian dimulai Sabtu sore sampai Minggu (6-7/6/2015) di Sendhang Ngiyom dan Sendhang Margo, alas Dares dan alas Begal, Kecamatan Widodaren dan Kecamatan Kedunggalar,” lanjutnya.
Masyarakat yang ingin jagong selamatan bayi kembar dampit, dimohon untuk menyisihkan uang Rp5.000 sekadar untuk membantu proses pembangunan Keraton Ngiyom itu. Namun, yang ingin memberi uang lebih, penonton dipersilakan mengisi amplop yang telah tersedia.
KLIK dan LIKE di sini untuk update informasi Madiun Raya.