Esposin, MADIUN -- Dalam dua bulan terakhir permintaan gas elpiji 3 kg di Kabupaten Madiun naik. Bahkan di tingkat pangkalan selalu ludes hanya dalam beberapa jam saja.
Seorang pemilik pangkalan gas di Kabupaten Madiun, Agus Syaiful Wathan, mengatakan permintaan sejak bulan Juli lalu memang meningkat. Hal itu terlihat saat ada kiriman elpiji 3 kg datang, dalam waktu sekitar satu jam sudah langsung habis.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
“Kalau pengiriman tetap. Jumlah dan waktunya. Tetapi memang setiap datang. Tidak ada satu jam langsung habis,” kata pemilik pangkalan di Desa Sidorejo, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Senin (28/9/2020).
Ratusan Warga di Lereng Gunung Wilis Madiun Tolak Rencana Pengelolaan Sumber Air
“Banyak warga yang datang ke sini untuk menanyakan ketersediaan gas elpiji 3 kg. Tetapi memang sudah habis,” ujarnya.
Kasus Covid-19 Wonogiri Masih Bertambah, Ketua RT Diminta Pantau Warga Pelaku Perjalanan
Sekretaris Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Madiun, agus Suyudi, mengatakan setelah melakukan pemantauan di beberapa pangkalan tidak ditemukan adanya kelangkaan gas elpiji 3 kg. Namun, hanya ada keterlambatan dalam pengiriman.“Tidak ada kelangkaan gas elpiji 3 kg. Hanya keterlambatan pengiriman saja,” kata dia.
Suyudi menilai masyarakat hanya salah paham terkait kondisi kelangkaan gas tersebut. Karena yang terjadi, menurutnya, bukan kelangkaan tetapi hanya keterlambatan distribusi.
Tiki Webinar Series: Belajar Manajemen Keuangan untuk Meraih Untung Berkelanjutan
Lebih lanjut, pihaknya akan melakukan pemantauan terkait kuota gas subsidi tersebut di pangkalan. Nantinya jumlah itu yang akan menjadi acuan jika terjadi kelangkaan. Pemerintah bisa tahu gas itu lari ke mana saja.“Karena untuk elpiji 3 kg kan sudah ada aturannya ya dalam pendistribusian,” terang dia.