by Abdul Jalil - Espos.id Regional - Kamis, 1 Oktober 2020 - 17:45 WIB
Esposin, MADIUN -- Pemerintah Kabupaten Madiun menggelar upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek yang ada di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Kamis (1/10/2020) pagi WIB.
Upacara yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 1 Oktober ini dihadiri dengan peserta terbatas. Hal ini mengingat kondisi masih pandemi Covid-19.
Usai mengikuti prosesi upacara, sejumlah pejabat di Forkopimda Kabupaten Madiun mengelilingi kawasan Monumen Kresek. Monumen ini menjadi bukti bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) telah melakukan pembantaian dan pemberontakan di Madiun.
Dalang Kerusuhan Mertodranan Solo Tertangkap, Perannya Menyurvei dan Menghasut Massa
Di monumen ini juga ada patung yang menggambarkan kekejaman anggota PKI saat akan memenggal kepala salah satu tokoh ulama di Madiun. Ada juga relief kekejaman PKI saat melakukan pembantaian.
Bupati Madiun, Ahmad Dawami, mengatakan upacara Hari Kesaktian Pancasila memang sengaja diselenggarakan di Monumen Kresek. Monumen ini merupakan tempat bersejarah yang ada di Kabupaten Madiun.
“Karena di lokasi ini, PKI berhasil dipukul mundur. Hingga akhirnya lari ke Ponorogo. Pada saat itu, kita dinyatakan menang dari PKI,” kata bupati.
Kabar Gembira! Tambahan 1 Juta Ton Pupuk Bersubsidi Segera Meluncur
Sebelum peristiwa tersebut, pada tanggal 18 September 1948 di wilayah Madiun diproklamasikan beridirinya Negara Republik Soviet Indonesia. Setelah deklarasi itu, muncul perlawanan dari masyarakat Madiun beserta para tokoh dari unsur TNI dan Polri selama 12 hari.
“Banyak para pejuang yang wafat karena keganasan PKI. Tidak boleh sejarah ini diotak-atik. Artinya, itu yang terjadi sebenarnya,” jelas Dawami.
Dia menegaskan selama ini masyarakat Madiun hanya mendapatkan stigma buruk dari pemberontakan PKI. Padahal yang terjadi sebenarnya, Madiun menjadi korban atas keganasan PKI.
“Madiun hanya menjadi tempat saja. Justru masyarakat Madiun itu yang pertama kali melawan PKI,” tegas Bupati Dawami.