Kanalsemarang.com, SEMARANG- Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah menyatakan kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih rendah.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Padahal menurut Kepala Dinkes Jawa Tengah (Jateng) Yulianto Prabowo bila tidak melakukan PHBS maka rawan terserang penyakit, baik penyakit menular maupun tidak menular.
“Masih banyak masyarakat yang tidak menerapkan PHBS. Ini menjadi pekerja rumah bagi Dinkes,” katanya pada interaktif Penguatan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Implementasi JKN di Provinsi Jawa Tengah di Semarang Senin (30/11/2015).
Perilaku masyarakat, lanjut dia, masih banyak yang perlu perbaiki karena 22% masyarakat Jateng saat ini belum bisa mengakses jamban. ”Kalau dibiarkan bisa meningkatkan proporsi penyakit menular maupun penyakit tidak menular,” ujarnya seperti dikutip regionalprov.co.id, Selasa (1/12/2015).
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengungkapkan kelompok masyarakat dapat menjadi agen kreatif untuk menggaungkan perlunya menerapkan PHBS. Untuk itu, ujar dia, akan mengajak berdialog dengan agen kreatif tersebut untuk menyukseskan penerapan PHBS di kalangan masyarakat.
"Ada kelompok-kelompok yang bisa menjadi agen perbaikan perilaku masyarakat. Bahkan ada yang ngetweet ke saya Pak Gub, saya sudah bangun 2.000 jamban lho. Mana Pemprov? Saya senang ada keterlibatan masyarakat. Sebenarnya banyak sekali kelompok masyarakat yang sangat peduli. Mereka biasanya mengambil satu (bidang) yang menjadi perhatiannya. Masyarakat seperti ini yang kita ajak bicara. Mereka membangkitkan semangat bagi orang lain. Kita mesti mengajak mereka dengan pendekatan kearifan lokal atau budaya," beber Ganjar.
Tak hanya itu, imbuh Gubernur kurangnya sarana dan prasarana kesehatan sebagai hambatan PHBS dapat dituntaskan melalui kerja sama dengan pihak swasta. ”Mereka diajak untuk berdonasi agar sarana dan prasarana kesehatan dapat dipenuhi,” kata dia.