Perbaikan drainase di Jogja berjalan lamban karena keterbatasan anggaran
Harianjogja.com, JOGJA-Perbaikan drainase rawan ambrol di Jogja berjalan lamban. Keterbatasan anggaran disinyalir menjadi penyebabnya.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Kabid Pengairan dan Drainase Dinas Permukiman, Prasarana, dan Wilayah (Kimpraswil) Jogja Aki Lukman menyebutkan terdapat dua titik drainase di Jogja yang rawan ambrol, yakni di Jalan Kenari dan Babaran. Perbaikan, terangnya, baru dilakukan sebagian mengingat kebutuhan dana perbaikan drainase mencapai ratusan juta rupiah.
"Sementara anggaran harus dibagi-bagi tidak hanya untuk perbaikan drainase tetapi juga ke bidang-bidang lainnya," ujarnya, Minggu (26/4/2015).
Aki menguraikan panjang drainase di Jogja 321.419 kilometer. Babaran memerlukan perbaikan drainase sepanjang 1,2 kilometer dan baru terealisasi 100-an meter, sedangkan drainase yang sudah di Jalan Kenari sekitar 296 meter dari 1,4 kilometer.
"Perbaikan dilakukan tiap tahun, namun yang di Babaran tahun depan ditunda karena tidak ada anggaran," terangnya.
Perbaikan drainase, jelas Aki, meliputi, penggantian dimensi dari 1x1,3 meter menjadi 2x2 meter, penggantian konstruksi dari batu kali menjadi beton cetak, dan sebagainya. Tujuannya, supaya drainase lebih kuat dan tidak mudah jebol. Menurutnya, drainase rentan ambrol tidak bisa dilepaskan dari dampak gempa Jogja 2006. Terlebih, tingginya curah hujan juga menggerus perlahan drainase. "Retakan terdesak air perlahan-lahan dan membuat ambrol," imbuhnya.
Sebelumnya, Warsini, 39, warga Babaran, mengeluhkan drainase ambrol menjadi persoalan tiap tahun. "Saya harap segera terselesaikan supaya pengguna jalan dan masyarakat sekitar tetap nyaman," tandasnya.