Promosi Berlimpah Hadiah, BRImo FSTVL Hadir Lagi untuk Pengguna Setia Super Apps BRImo
Esposin, SLEMAN - Sejumlah pemilik kebun buah naga keteteran melayani permintaan pesanan jelang perayaan tahun baru Imlek yang jatuh pada Senin (8/2/2016) pekan depan. Selain barongsai, buah naga selalu identik dengan perayaan Imlek sehingga banyak diburu.
Tetapi tidak semua pemilik kebun buah naga yang memiliki stok, seperti hanya Gani, salahsatu pemilik kebu di Jalan Kaliurang Km. 10,9 Gadingan Sinduharjo, Ngaglik, Sleman. Saat ditemui di kebunnya, ia sudah kehabisan stok buah naga karena telah dibeli beberapa pekan sebelumnya. Terakhir ia memanen untuk memenuhi permintaan konsumen pada akhir Januari 2016. Jelang Imlek, biasanya buah sudah dipesan sejak masih berbentuk bunga.
"Masih bunga sudah dipesan, kami kehabisan stok sudah tidak ada lagi," ungkapnya sembari menunjukkan sejumlah pohon buah naga, Kamis (4/2/2016).
Dari banyaknya pesanan jelang Imlek, ia hanya mampu melayani sekitar 50% dari total permintaan sekitar 40 kuintal. Ketidakmampuan melayani permintaan disebabkan karena lahan sekitar dua hektar miliknya mengalami kemunduran panen akibat cuaca buruk. "Saya menyebutnya selama dua tahun ini buah naga di kebun kami selalu kosong saat Imlek," ujarnya.
Gani biasa menjual buah naga putih Rp20.000 perkilogram dan Rp25.000 untuk warna merah. Ia mengklaim buah naga yang dikebunnya tak seperti kebanyakan dijual di pasaran. Karena proses penanaman dan perawatan ia menerapkan sistem organik pada 324 pohon buah naga dalam dua hektar lahan. Bahkan untuk proses penyerbukan dilakukan secara manual khususnya pada pohon buah naga warna merah. Saat berbunga, pada malam hari ia harus mengambil bunga penyerbukan dari pohon buah naga putih untuk ditebarkan di bunga pohon warna merah.
"Berbeda dengan yang lain harganya murah, ada yang menggunakan obat perangsang buah. Kalau kita murni organik, pakai pupuk kandang," kata dia.