regional
Langganan

Perajin Kian Langka, Praktisi Ajarkan Pemuda Bandungan Semarang Merangkai Janur - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Hawin Alaina  - Espos.id Jateng  -  Selasa, 30 Juli 2024 - 15:14 WIB

ESPOS.ID - Siswa SMA di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) saat belajar membuat kesenian janur di Balai Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (30/7/2024). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Esposin, UNGARAN – Prihatin dengan generasi sekarang yang mulai jarang yang bisa membuat kesenian dari bahan janur, membuat praktisi janur Artha Puspita Trisnano menggelar pelatihan pembuatan janur, Selasa (30/7/2024).

Dalam kegiatan itu, puluhan siswa SMA di sekitar Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) diajari pembuatan janur untuk keperluan budaya.

Advertisement

Puspita menyebut, saat ini fungsi janur dalam berbagai acara budaya mulai terpinggirkan. Kebanyakan masyarakat mulai kini mengganti janur dengan bunga, baik asli maupun tiruan, sebagai bahan untuk dekorasi.

Padahal, janur yang telah dirangkai memiliki berbagai filosofi untuk menyokong ke arah kehidupan yang lebih baik.

Advertisement

Padahal, janur yang telah dirangkai memiliki berbagai filosofi untuk menyokong ke arah kehidupan yang lebih baik.

“Seperti janur yang dirangkai menjadi keris, pecut, atau kembar mayang, itu ada maknanya,” kata Puspita di Balai Desa Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, Selasa (30/7/2024).

Dijelaskan, pelatihan ini tak hanya soal cara merangkai janur, tapi juga pendukung dekorasi. Dan yang utama, mengenalkan fungsi janur serta filosofinya kepada generasi muda.

Advertisement

Sementara keris, berarti menjaga keamanan dan penjor, artinya, sambutan selamat datang dan biasa digunakan untuk kegiatan budaya.

Namun ia prihatin, karena jumlah perajin janur saat ini terus berkurang karena peminat kerajinan janur untuk dekorasi tidak sebanyak dulu.

“Ini kan karena tak kenal maka tak sayang. Sehingga semangat pelatihan ini juga kembali mengenalkan tentang kerajinan janur ke masyarakat umum juga. Kalau untuk stok janur, kita tidak pernah khawatir karena Indonesia ini kan negara tropis. Jadi turunan dari palma dan lontar masih banyak ditemui, ini harus digunakan untuk melestarikan budaya asli nusantara,” terang Puspita.

Advertisement

Guru SMA Kanisius Bhakti Awam Ambarawa Nurhayati mengajak lima muridnya untuk mengikuti latihan merangkai janur. Pihaknya mengajarkan kepada murid sekaligus mengenalkan wajah budaya Nusantara.

Selain belajar tentu juga bertujuan melestarikan kerajinan berbahan janur. Melalui pelatihan ini, kata Nurhayati, pihaknya berharap agar kerajinan janur ini tidak hilang.

“Hiasan berbahan janur ini kan sangat bagus, apalagi bisa dikombinasikan dengan bahan lain,” kata Nurhayati.

Advertisement

Sementara Jibena, siswi kelas XII SMA Bhakti Awam Ambarawa asal Timiki Papua, mengaku baru pertama merangkai janur.

“Ini kelihatannya susah tapi menyenangkan. Selain belajar membuat, saya jadi tahu kekayaan budaya Indonesia itu sangat beragam,” ungkapnya.

Advertisement
Mariyana Ricky P.D - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Kata Kunci : Janur Janur Kuning Penjor
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif