Harian Jogja.com, GUNUNGKIDUL—Kematian artis dangdut dan campursari asal Gunungkidul, Arik Anjarwati alias Dewi Angin Angin, benar-benar meninggalkan duka mendalam bagi rekan-rekan sejawatnya.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Jumat (13/9/2013) kemarin, sejumlah seniman campursari, baik yang berasal dari Gunungkidul maupun dari daerah lain, ikut mengantarkan jenazah Dewi ke tempat peristirahatan terakhirnya, di permakaman Dusun Tegalsari, Desa Semin, Kecamatan Semin.
Beberapa seniman campursari seperti Dimas Tedjo, Yunianto, adik kandung maestro campursari Manthous, dan beberapa rekan sejawat Dewi lainnya, terlihat datang ke rumah Dewi di Dusun Tegalsari, Desa Semin, Kecamatan Semin.
“Kami sangat kehilangan sosok Arik Anjarwati,” ucap Yunianto saat ditemui Harian Jogja.com.
Hal senada juga disampaikan Dimas Tedjo. Menurut pemenang kontes musik dangdut di salah satu stasiun televise ssawta itu, Dewi sangat berjasa ikut andil memperkenalkan campursari kepada masyarakat di DIY, Jawa Tengah bahkan di Jawa Timur.
Di mata Dimas, sosok Dewi merupakan sosok yang supel, tidak pernah menyerah, tidak mengekor pada orang lain baik dalam penampilan, cara bernyanyi maupun berperilaku. “Yang aku suka dan salut dari Dewi, dia menjadi dirinya sendiri tidak pernah meniru,” ujar Dimas.
Pengalaman yang tidak pernah terlupakan bagi Dimas, saat itu dia dan Dewi pernah tampil bareng dalam tour di Jawa Timur. Namun karena beberapa penonton tak suka dengan cara berpakaiannya yang terlalu seksi, Dewi akhirnya terpaksa meminjam celana jeans milik Dimas Tedjo. “Saat itu juga Dewi pinjam celana panjang saya dan akhirnya bisa tampil,” kenang Dimas.
Eni Rosita, salah satu penyanyi Campursari asal Jogja juga merasa kehilangan sosok Dewi. Eni mengaku Dewi merupakan sosok yang cuek, tidak sombong dan tidak pilih-pilih teman. “Cita-citanya tidak muluk-muluk, dia [Dewi] hanya ingin membahagiakan orangtuanya,” tandas Eni.