by Ujang Hasanudin Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Senin, 30 September 2013 - 18:22 WIB
ESPOS.ID - ilustrasi
Harian Jogja.com, GUNUNGKIDUL—Sekretaris Daerah (Sekda) Gunungkidul, Budi Martono, mengamini pemotongan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) bagi warga miskin yang menerima, untuk dibagikan kepada warga miskin lainnya yang tidak menerima.
“Seandainya [pemotongan BLSM] dipakai untuk keluarga miskin yang belum terdata, itu sah-sah saja. Itu kebijakan lokal wisdom,” kata Budi saat dimintai tanggapan terkait banyaknya pemotongan BLSM, Senin (30/9/2013).
Menurut Budi, banyak kasus pemotongan BLSM untuk kearifan lokal. Hanya saja, kebijakan harus dikembalikan pada kepala desa atau kepala dusun yang lebih mengetahui kondisi warganya, siapa yang berhak menerima BLSM dan siapa yang dianggap sudah mapan.
”Ini berangkat dari masalah kepekaan masyarakat, siapa yang berhak menerima bantuan dan siapa yang tidak. Kan tidak semua warga dalam satu dusun miskin semua. Kepala dusun lebih tahu,”ujarnya.
Terkait pemotongan BSLM di Dusun Kuwon Kidul, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Budi mengaku belum tahu alasan pemotongan itu. Dia akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan Semanu.
Kepala Dusun Kuwon Kidul, Adi Kasman, mengatakan, dari 250 kepala keluarga (KK) yang ada di wilayahnya, hanya 40 KK yang mendapat BLSM. Untuk kebersamaan dan pemerataan agar tidak terjadi gejolak, pihaknya melakukan kebijakan dengan memotong Rp200.000 untuk setia penerima. Pemotongan dilakukan dua tahap. Tahap pertama Rp100.000 dan tahap kedua Rp100.000.
Uang hasil pemotongan kemudian dibagikan secara merata kepada semua kepala keluarga yang tidak menerima masing-masing Rp20.000. “Untuk kebersamaan dan pemerataan,” kata Kasman.