ESPOS.ID - More than just publish.
Kanalsemarang.com, SEMARANG—Real Estate Indonesia (REI) Jateng memprediksikan kenaikan penjualan properti menyusul keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang membatasi bunga deposito.
"Batasan suku bunga deposito ini membuat suku bunga kredit perumahan rakyat (KPR) di berbagai bank ikut turun, sehingga orang akan semakin tertarik untuk membeli rumah," ujar Ketua REI Jateng MR Prijanto seperti dikutip Antara, Selasa (14/10/2014).
Menurutnya, penurunan KPR ini berpotensi membantu pengembang dalam meminimalkan jumlah backlog untuk semua tipe rumah di Jawa Tengah.
"Khususnya di Jawa Tengah, angka backlog mencapai 1 juta untuk semua tipe. Dengan penurunan suku bunga KPR ini tentu minat masyarakat untuk membeli rumah semakin tinggi. Selain itu pengembang juga tidak kesulitan menjual rumah," jelasnya.
Pihaknya juga berharap penurunan suku bunga KPR ini akan memengaruhi penjualan rumah sederhana tapak yang akan dikembangkan di daerah-derah.
"Kalau di kawasan kota Pemerintah menghendaki dibangun rumah susun sederhana milik, penjualan rumah susun ini juga dipengaruhi oleh suku bunga KPR," jelasnya.
Mengenai pengurangan backlog tersebut, Prijanto mengatakan pertumbuhan pembangunan properti di Jawa Tengah mencapai 10% dari tahun ke tahun.
"Harapannya di tahun ini bisa terbangun 10 ribu unit rumah untuk semua tipe, harapannya ini bisa terealisasi sehingga jumlah kekurangan rumah bisa diatasi," jelasnya.
Sementara itu, setelah OJK membatasi bunga tertinggi deposito perbankan pada awal Oktober ini, bank-bank besar mulai mengurangi suku bunga kredit termasuk bunga KPR lantaran biaya dana turun.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) lebih dulu menurunkan bunga KPR sebesar 25 bps. Bunga KPR BCA saat ini berada di level 9-9,25 persen untuk fix rate selama 1-2 tahun, KPR 9,5 persen untuk 3 tahun, dan 10 persen untuk fix rate 5 tahun.
