by Uli Febriarni Jibi Harian Jogja - Espos.id Jogja - Kamis, 22 Mei 2014 - 01:30 WIB
Harianregional.com, JOGJA-Eksistensi pasar tradisional semakin terancam dengan kehadiran pasar modern yang semakin menjamur. Pasar modern yang makin memperluas pasar membuat pangsa pasar tradisional makin menyempit.
“Jangan khawatir pasar tradisional hilang karena di sana ada interaksi tawar-menawar, dan bersifat kekeluargaan. Di pasar modern hal itu tidak ada. Hal tersebut merupakan ciri khas dan budaya Jawa yang masih kental,” tutur Marjustion Tonang, Kepala Dinas Pengelola Pasar Kota Jogja (Dinlopas Kota Jogja), pada Selasa (20/5/2014).
Menurut Tion, panggilan akrabnya, pasar modern dan pasar tradisional memiliki segmen pasar yang berbeda. Misalnya, dalam hal perilaku konsumen, dan masih adanya transaksi tawar-menawar.
Pendapat Tion didukung dengan data yang dimiliki Dinlopas Kota Jogja, bahwa terdapat peningkatan jumlah pengunjung pasar tradisional.
Pada 2013 ada 136.283 orang yang mengunjungi pasar tradisional dan ini jauh lebih banyak dibandingkan pada 2012 yang hanya 125.647 pengunjung serta pada 2011 hanya sebesar 89.727 pengunjung.
Namun, melihat perkembangan saat ini, di mana masyarakat membutuhkan pasar yang bersih, nyaman, buka 24 jam, mudah terjangkau lokasinya, dan beberapa kelebihan lain maka pasar tradisional harus berbenah. “Pedagang harus berani membuat terobosan positif, agar mampu bersaing dengan pasar modern,” paparnya.