by Chelin Indra Sushmita - Espos.id Jateng - Senin, 14 Februari 2022 - 17:57 WIB
Esposin, PURWOREJO — Sejumlah warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, menolak rencana tambang batu andesit di wilayah mereka. Penambangan dikhawatirkan merusak kelestarian lingkungan di tanah surga yang telah mereka tempati selama bertahun-tahun.
Meskipun demikian, pelaksana proyek Bendungan Bener bersikukuh mengeruk kawasan tersebut untuk diambil batuan alam berupa andesit. Mengapa demikian? Apa alasannya?
Kepala Bidang Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Yosiandi Radi Wicaksono, mengatakan berdasarkan hasil kajian, Desa Wadas memiliki potensi batu andesit yang luar biasa. Strukturnya pun sangat cocok untuk kontruksi bendungan.
Baca juga: Cara Penambangan Batu Andesit di Desa Wadas Pakai Peledak?
Baca juga: Cara Penambangan Batu Andesit di Desa Wadas Pakai Peledak?
Dalam berbagai referensi, tanah surga di Bumi Wadas mengandung sekitar 40 juta meter kubik batu andesit. Lokasinya juga tidak begitu jauh dari proyek Bendungan Bener. Hal inilah yang membuat pelaksana proyek memilih melakukan penambangan terbuka di kawasan Desa Wadas.
“Kebutuhan kami untuk batuan andesit ini sekitar 8,5 juta meter kubik. Kebetulan hasil studi kami Desa Wadas memiliki tampungan batu andesit yang banyak, sekitar 40 juta meter kubik dan lokasinya yang terdekat dengan Bendungan Bener. Sebenarnya ada alternatif lain, selisih sekitar 5 km dan tampungannya tidak banyak. Maka berdasarkan alternatif studi itu kami kembali memutuskan memanfaatkan Desa Wadas untuk mengambil batu andesit,” jelasnya.
Pengerukan batuan andesit di Desa Wadas menargetkan 15,53 juta meter kubik untuk pembangunan Bendungan Bener. Pemerintah memutuskan batu andesit akan diambil dari Desa Wadas di lahan seluas 145 hektare.
Dalam pelaksanaan penambangan nanti, pengelola proyek akan membangun jalan khusus untuk memudahkan distribusi batu andesit dari Desa Wadas ke bendungan. Jadi, nantinya akan ada jalur tersendiri yang menghubungkan tapak bangunan dengan Desa Wadas yang akan ditambang selama dua hingga tiga tahun ke depan.
Baca juga: Inilah Keistimewaan Batu Andesit Harta Karun Desa Wadas Purworejo
Keterangan pers Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempa Dewa) menjelaskan persentase warga yang menolak penambangan batu andesit lebih besar daripada yang menerima. Sementara mereka yang menerima penambangan sebenarnya tidak menggantungkan hidup mereka pada sektor pertanian.
Gempa Dewa juga menyampaikan data beberapa warga yang menerima penambangan batu andesit di Desa Wadas sesungguhnya warga desa lain yang kebetulan memiliki lahan di Desa Wadas.
Baca juga: Konflik Desa Wadas: Tanah Ditambang, Kiamat Datang?
Anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (13/2/2022), mengingatkan kerusakan alam yang disebabkan ulah manusia berujung pada bencana alam yang sangat membahayakan kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia.
Baca juga: Bendungan Bener Purworejo Tertinggi Kedua di Asia
Akmal mengemukakan hal itu terkait peristiwa di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, yang menyangkut ancaman rusaknya tanah untuk pertanian akibat pertambangan batu andesit.
“Saya setuju dengan pandangan beberapa lembaga pemerhati lingkungan hidup bahwa rencana eksploitasi tanah bukit Desa Wadas [untuk penambanga batu andesit] bila tetap dilaksanakan akan sangat mengganggu produksi pertanian,” kata dia seperti diberitakan Antara.