Harianjogja.com, KARANGMOJO – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mulai mempertanykan komitmen operator wisata Gua Pindul di Desa Bejiharjo, Karangmojo untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di Gunungkidul. Pasalnya kesadaran operator untuk membayar retribusi masuk Rp10.000 masih kurang.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Bahkan untuk menarik bayaran itu, petugas retribusi berulang kali harus menelpon operator. Kepala Bidang Pengambangan Produk Wisata Disbudpar Gunungkidul Hary Sukmono mengungkapkan, sikap yang sepert hari harus diubah. Pemkab sudah berkali-kali menginggatkan, namun kesadaran tersebut masih kecil.
“Mereka harus ditelpon hingga ada yang mendatangi ke masing-masing operator. Sebab kalau tidak ditunggui, di sore harinya hanya membayar seenaknya,” kata Hary kepada wartawan, Rabu (11/5).
Dia menjelaskan, untuk penarikan sebenarnya sudah dilakukan oleh petugas. Namun wisatawan enggan membayarnya dengan alasan sudah memesan ke operator. Terkadang hal seperti ini menimbulkan perdebatan antara pengunjung dengan petugas tarik.
“Mereka baru mau bayar kalau petugas menelpon operator yang dituju dan ada perwakilan yang datang ke TPR. Hal seperti ini yang harus diubah, karena sesuai aturan setiap pengunjung yang masuk sejak awal sudah ditarik biaya retribusi,” paparnya.
Adanya sikap yang kurang baik dari operator ini membuat Hary membandingkan dengan joki wisata. Meski sempat menimbulkan keresahan, namun untuk sekarang para joki itu sudah mulai tertib.
“Joki sudah mau berhenti dan meminta pengunjung untuk membayar tiket masuk,” kata pria berkacamata itu.
Dia pun menyambut baik sikap dari sejumlah joki tersebut. hanya saja, menurut Hary masih ada beberapa catatan, masih ada sejumlah oknum joki yang mangkal di sekitar TPR untuk mendapatkan pelanggan. “Ini yang harus kita tertibkan, sebab tidak jarang ada oknum yang mendatangi wisatawan saat membayar retribusi. Harapannya semua bisa tertib tanpa harus dikejar-kejar,” paparnya.
Terpisah, Koordinator Forum Komunikasi Perpolisian Masyarakat (FKPM) Bejiharjo Suwargito mengaku menerima masukan tentang para joki itu. dia pun berjanji siap menertibkan oknum joki yang mangkal di dekat TPR. “Pembenahan dilakukan pelan-pelan dan tidak langsung semuanya pas sesuai aturan,” katanya.
Sementara itu, Ketua DPRD Gunungkidul Suharno berharap agar semua elemen dalam keberadaan Gua Pindul bisa tertib. Salah satunya mau membayar retribusi masuk. Pasalnya pembayaran tersebut manfaatnya juga akan dirasakan masayarakat, karena dana yang terkumpul akan digunakan untuk pembangunan, tak terkecuali infrastruktur di sekitar obyek. “Dengan membayar retribusi, operator tidak perlu khawatir jumlah wisatawan jadi berkurang. Gua Pindul sangat unik dan tidak semua daerah memiliki sehingga banyak wisatawan yang ingin berkunjung,” katanya.