Esposin, SEMARANG — PT KAI Daop 4 Semarang menertibkan 7 rumah yang merupakan aset Rumah Perusahaaan (RPR) di wilayah Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang.
Pantauan Esposin di lokasi, proses penertiban tersebut sempat diwarnai ketegangan setelah pemilik rumah terlibat adu mulut dengan salah satu kuasa hukum PT KAI.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Selain itu, terjadi cekcot juga antara kuasa hukum ahli waris dengan kuasa hukum PT KAI. Suasana kian menegangkan ketika pihak PT KAI menerobos beberapa rumah untuk dilakukan pengosongan.
Suyono Raharjo pemilik rumah nomor 14 A masih berusaha mempertahankan tempat tinggalnya yang dihuna selama puluhan tanah. Ia mengklaim PT KAI tidak bisa secara sepihak merebut rumahnya tersebut.
“(Orang-orang) KAI intelektual semua. Tapi premanisme. Tidak ada pejabat PJKA yang mengusir para pensiunan,” teriak Suyono dihadapan awak media Selasa (30/7/2024).
Sejak nama perusahaan PJKA diganti menjadi PT KAI. Disebutkan Suyono perusahaan lokomotif tu bersikap arogan dan sering mengklaim tanah milik warga tanpa memiliki alasan yang jelas.
“Dulu tanah ini milik Belanda. Setelah (Belanda) kalah perang diserahkan ke negara. Saya menempati rumah ini dengan penunjukkan surat RPR dari PJKA bukan PT KAI,” serunya.
Suyono membeberkan dirinya merupakan pensiunan masinis PJKA. Dia mengaku telah menempati rumah tersebut selama puluhan tahun sejak 1982.
Semasa perusahaan kereta api belum berganti nama. Kehidupan para pensiunan tidak pernah terusik. Apalagi sampai melakukan penggusuran.
“Somasi penggusuran harusnya ada putusan pengadilan. Ini tidak ada putusan, langsung dieksekusi. Somasi pertama itu 8 Juli, somasi kedua 22 Juli, somasi ketiga kemarin dan hari ini penggusuran,” bebernya.
Dalam pengakuannya, pada tahun 2014 silam Suyono pernah melakukan gugatan terhadap status kepemilikan tanah dan rumahnya. Namun putusan pengadilan NO alias tidak diterima.
“PT KAI juga mengajukan gugatan agar saya mengakui ini tanah milik KAI. Saya disuruh bayar sewa, suruh macam-macam tapi tidak diterima juga,” resahnya.