Esposin, NGAWI – Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menunjukkan tren peningkatan dari tahun ke tahun, bahkan hingga Juli 2024 terdapat 1.037 orang pasien yang menderita HIV/AIDS. Kasus tersebut tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Ngawi.
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, pengidap HIV/AIDS sudah tersebar di seluruh wilayah kabupaten. Kasus tertinggi diketahui berada di Kacamatan Paron dengan 131 pasien, Kecamatan Ngawi sebanyak 101 pasien, disusul Kecamatan Kedunggalar sebanyak 71 pasien, dan Kecamatan Jogorogo sebanyak 71 pasien.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Programmer HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi, Ahmad Hari S, mengimbau masyarakat untuk setia pada pasanganya. Imbauan itu bukan tanpa alasan, pasalnya 90 persen penyebab terus meningkatnya temuan penderita HIV/AIDS baru di Kabupaten Ngawi disinyalir akibat prilaku seks bebas. Rata-rata dilakukan oleh masyarakat usia produktif yang sering gonta-ganti pasangan.
“Kami imbau kepada warga Ngawi untuk setia terhadap satu pasangan, Jadi kalau memang terpaksa melakukan hubungan yang beresiko ya pakai kondom,” kata Ahmad Hari, Selasa (16/7/2024).
Hari menambahkan, pihaknya akan segera mengoptimalkan penanganan pasien positif HIV dengan pengobatan ARV (Antiretroviral). Pasien berhak memilih tempat pengobatan yang tersedia di layanan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) di semua Puskesmas dan beberapa rumah sakit di Kabupaten Ngawi.
“Untuk temuan kasus yang sudah benar-benar positif kita lakukan layanan set up PDP [Perawatan, Dukungan, dan Pengobatan] di 2 rumah sakit dan 13 Puskesmas untuk memudahkan akses teman-teman kita memperdekat layanan PDP di wilayah-wilayah,” imbuhnya.
Dia menuturkan jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Bahkan peningkatannya mencapai 100 pasien baru setiap tahunnya. Hingga Juli 2024, total kasus HIV/AIDS di Ngawi sebanyak 1.037.
“Beberapa tahun terakhir temuan kasuas HIV/AIDS meningkat, setiap tahun terdapat 100 pasien baru. Setelah kita ada layanan Testing HIV di semua Fasyankes temuan kita meningkat” ungkapnya.
Diketahui, hingga sampai saat ini masih belum ditemukan obat yang dapat membunuh virus HIV/AID. Pengidap AIDS yang dikenal dengan ODA (Orang Dengan AIDS) dianjurkan mengonsumsi obat ARV (antiretroviral) yang bekerja untuk mencegah virus HIV menggandakan diri dan menghancurkan sel CD4. Pengobatan HIV dan AIDS dilakukan hanya untuk mengurangi risiko penularan HIV dan menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak terdeteksi bukan untuk menyembuhkan.