Pencemaran lingkungan tanah mulai terkontaminasi timah.
Harianjogja.com, SLEMAN -- Pembangunan dan aktivitas manusia di Kota Jogja yang semakin padat berdampak pada risiko pencemaran timah dalam tanah.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Dosen Departemen Geologi Universitas Yangon Myanmar, Saw Aung Zaw Aye dalam ujian terbuka program doktor di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) menyebutkan, dalam dua dekade (20 tahun) terakhir, urbanisasi telah mentransformasi struktur Kota Jogja. Tingginya pertumbuhan populasi, jumlah permukiman, hotel, pusat perbelanjaan, maupun kendaraan bermotor juga semakin meningkat. Pertumbuhan yang begitu pesat ini dinilai dapat memunculkan risiko pencemaran lingkungan, termasuk kontaminasi timah.
“Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi timah di Kota Jogja tiga kali lebih tinggi dibandingkan konsentrasi timah di wilayah Pakem, Sleman dan empat kali lebih tinggi dibandingkan di area Merapi," ungkapnya, dalam rilis diterima Harian Jogja, Selasa (27/6/2016).
Timah, imbuh dia, menjadi potensi kontaminasi di Kota Jogja sebagai efek dari aktivitas manusia. Konsentrasi timah di area urban meningkat seiring dengan meningkatnya pembangunan urban. Meski konsentrasi timah belum sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan, hal ini tetap perlu menjadi perhatian, karena timah merupakan salah satu logam yang beracun dan dapat menimbulkan berbagai risiko bagi kesehatan manusia maupun bagi kelestarian lingkungan.