Harianjogja.com, JOGJA—Penataan Malioboro menjadi kawasan semi pedestrian masih sebatas wacana. Pemerintah DIY masih berkutat pada perencanaan.
Padahal, banyak studi yang telah dilakukan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Kantor Wilayah DIY salah satunya, seperti potensi- potensi kantong parkir di Malioboro sudah dirilisnya.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Terakhir, Bappeda DIY berencana memindahkan kantong parkir motor ke sisi barat, tapi juga belum ada keberlanjutannya.
"Kendala sosial paling besar. Malioboro itu pada dasarnya sudah terbentuk," ujar Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) DIY Ni Made Dwi Panti, saat ditemui di kantornya, Rabu (4/12/2013).
Rencana pemindahan parkir ke sisi barat juga langsung terhenti saat timbul penolakan dari para juru parkir. Bappeda kemudian melemparkan desain perencanaan ke masyarakat melalui sayembara.
Desain itu itu bakal menjadi dokumen perencanaan dan ditarget selesai pertengahan tahun ini. Kegiatan itu memakai pendanaan dari dana keistimewaan (danais) DIY.
Program itu pun meleset dari target karena dana keistimewaan telat cair. Perencanaan itu kemudian dijadwal ulang dengan danais 2014. "Namun, belum tahu juga bulan apa danais 2014 cair," ujarnya.
Made mengatakan, pada 2014, Bappeda berencana menata fasad toko sehingga kawasan cagar budaya Malioboro lebih menonjol. Program ini disebut beautification. Desain penataan itu, kata dia, tergantung dari sayembara desain tersebut.