"Karena pemakaian lahan Museum Mandala Bhakti belum disetujui, kami harus mencari lokasi alternatif [kantong parkir] lain," kata Kepala Dishubkominfo Kota Semarang Agus Harmunanto seperti dikutip Antara, Minggu (19/10/2014).
Ia menjelaskan sebelumnya Museum Mandala Bhakti diusulkan jadi kantong parkir alternatif untuk mengurangi kemacetan di Jalan Pandanaran yang menjadi pusat oleh-oleh karena lokasinya yang relatif dekat.
Namun, kata dia, pemakaian lahan milik Kodam IV/Diponegoro itu belum juga mendapatkan persetujuan dari Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), sementara program mengatasi kemacetan harus terus berjalan.
"Ada pula lokasi lain di kawasan sekitar milik swasta. Tetapi, belum juga menemui titik temu. Akhirnya, kami geser ke kawasan Batan Miroto yang akan menjadi pusat kuliner pedagang kaki lima (PKL)," katanya.
Kalau pemakaian kedua lokasi alternatif parkir yang diusulkan tak kunjung menemukan kesepakatan, kata dia, kemungkinan besar akan menggunakan kawasan Batan Miroto sebagai kantong parkir alternatif.
Agus menjelaskan lokasi kawasan Batan Miroto dengan Jalan Pandanaran juga relatif dekat, dan lebar jalan juga memadai untuk digunakan sebagai kantong parkir alternatif untuk Jalan Pandanaran, Semarang.
Apalagi, kata dia, kawasan Batan Miroto juga sedang disiapkan menjadi pusat kuliner dengan dibangunnya "shelter" untuk PKL sehingga ke depannya akan semakin menumbuhkan perekonomian di kawasan tersebut.
Nantinya, ia mengatakan akan disediakan shuttle bus sebagai sarana transportasi bagi pengunjung dari kantong parkir ke Jalan Pandanaran dan sebaliknya sehingga untuk akses tidak perlu dikhawatirkan.
"Kalau lokasi parkir alternatif di kawasan Batan Miroto terwujud maka kemacetan di Jalan Pandanaran akan berkurang drastis. Bagi PKL di Batan Miroto juga akan menguntungkan," kata Agus.