Penanganan Sarkem dikembalikan kepada tiap pihak terkait
Harianjogja.com, JOGJA -- Warga Sosromenduran Gedongkiwo angkat bicara soal rencana penutupan Pasar Kembang (Sarkem). Mereka meminta Pemerintah bijak dan tidak gegabah melakukan penutupan di Sarkem. Mereka juga meminta penghuni Sarkem untuk kooperatif agar lokalisasi itu tak sampai ditutup.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Masukan-masukan itu terlontar dalam pertemuan para pengelola losmen dan pramuria dengan pemerintah kota Jogja dan DPRD DIY di Balai RW 3 Sosrowijayan Kulon Senin (14/3/2016). Ratusan Pramuria hadir dalam audiensi itu dan membuat panitia harus meletakkan kursi sampai ke gang-gang yang ada karena Balai RW tak lagi mencukupi.
Harni, salah satu pemilik losmen di kawasan Sosromenduran mengatakan pihaknya tak setuju bila Sarkem ditutup. Pasalnya Sarkem menurut dia bukanlah area lokalisasi. Dia membenarkan tak pernah ada peresmian Sarkem sebagai area lokalisasi sehingga status itu tak semestinya melekat di kampung mereka.
Meskipun ada mbak-mbak pramuria disana namun tak serta merta mengubah status Sarkem. Kawasan Sarkem menurutnya merupakan kawasan pemukiman. Bahkan izin operasi mereka adalah izin penginapan berbentuk losmen yang legal.
“Jangan sampai ditutup, kasihan teman-teman yang mencari nafkah disini dan pemilik losmen yang mengais rezeki untuk keluarganya,” ungkap Harni.