Esposin, SLEMAN -- Untuk meningkatkan produktivitas petani cabai, Pemkab Sleman bersama Bank Indonesia mengembangkan inovasi demonstrasi plot (demplot) irigasi tetes tanaman cabai. Inovasi ini dikembangkan di lahan perkumpulan petani hortikultura Puncak Merapi Ngepas, Donoharjo, Ngaglik, Sleman.
Demplot tersebut diklaim dapat meningkatkan produksi cabai hingga 1 ton per haktare (Ha). Inovasi ini bukan hanya memanfaatkan tekonologi untuk pengembangan dan meningkatan produksi pertanian. Namun, juga diharapkan mendorong generasi milenial untuk terjun di dunia pertanian menjadi petani milenial.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
"Inovasi ini juga diharapkan memberikan contoh bagi petani untuk menerapkan teknologi yang tepat guna khususnya cabai yang ramah lingkungan," kata Bupati Sleman, Kustini, saat meresmikan demplot tersebut, Kamis (8/4/2021).
Baca Juga: Samudra Raksa Berpotensi Jadi Objek Wisata Baru Kulonprogo
Ketahanan Pangan
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Miyono, mengatakan pihaknya terus mendukung ketahanan pangan melalui komoditas cabai di DIY. BI bekerja sama dengan Pemkab menerapkan inovasi Irigasi tetes cabai seluas 20 hektar di wilayah Sleman pada tahun ini.Dengan menjaga stok cabai di pasaran, lanjut Miyono, tentu akan mewujudkan stabilitas moneter melalui pengendalian inflasi dari sisi suplai. Sehingga tidak terjadi lonjakan harga yang sangat tinggi. "BI selalu terus berupaya untuk menjaga kestabilan ekonomi Indonesia. Salah satunya dengan peningkatan kapasitas pelaku ekonomi dan mengurangi tekanan inflasi pada produk komoditas bahan pokok, dalam hal ini cabai," katanya.
Baca JugaAngin Kencang Terjang Sleman, Banyak Pohon Tumbang dan Baliho Rusak
Ketua Perkumpulan Petani Hortikultura Puncak Merapi Sleman, Inoki Azmi Purnomo, mengatakan penerapan metode tersebut mampu meningkatkan produksi cabai. Selain itu, ia mengungkapkan dengan metode tersebut dapat mengoptimalkan biaya produksi karena penggunaan air yang minim. "Produksi kita pun meningkat dari awalnya 7,6 ton per hektar menjadi 8,8 ton per hektar," tambahnya.