Esposin, KULONPROGO – Pemerintah Kabupaten Kulonprogo hanya menganggarkan Rp135 juta untuk pemeliharaan lima embung pada tahun ini. Padahal lima embung tersebut kondisinya saat ini banyak mengalami kerusakan.
Lima embung yang dimiliki Pemkab Kulonprogo itu antara lain Embung Bogor dan Batur di Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pengasih; Embung Talunombo di Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Pengasih; Embung Krapyak dan Dlingseng di Kalurahan Banjaroya, Kapanewon Kalibawang. D
Promosi Melalui Pemberdayaan, BRI Angkat Potensi Klaster Buah Kelengkeng di Tuban
inas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulonprogo yang bertanggung jawab mengelola lima embung tersebut menyebut kerusakan bersifat variatif.
Kerusakan embung tersebut dari keretakan bangunan, pendangkalan akibat material sedimen yang mengendap, hingga lingkungan sekitar yang dipenuhi gulma dan ilalang.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUPKP Kulonprogo, Hadi Priyanto, menyebut fungsi utama lima embung tersebut untuk memenuhi kebutuhan pengairan sawah di tiap wilayah.
Hadi menjelaskan tantangan pemeliharaan lima embung tersebut selain anggaran yang terbatas adalah petugas pengelola yang sedikit juga.
"Sehingga kami mengusulkan penambahan anggaran dan pengadaan petugas juga," ujarnya.
Usulan itu dilayangkan lewat rencana APBD 2025 yang diharapkan dapat disetujui DPRD Kulonprogo. Solusi lain untuk meningkatkan perawatan dan pemeliharaan, jelas Hadi, adalah kerja sama dengan pemerintah kalurahan di tiap wilayah embung itu berada.
Melalui kerja sama tersebut, lanjut Hadi, perawatan dan pengelolaan dapat lebih maksimal karena dilakukan oleh warga sekitar tiap embung.
"Rencana pengelolaan ini juga akan kami tawarkan ke pemerintah masing-masing kalurahan," ungkapnya.
Staf fungsional Bidang SDA DPUPKP Kulonprogo, Hendy Setyadi, menjelaskan sudah ada satu embung yang dikelola dan dirawat Pemerintah Kalurahan Banjaroya.
"Kami sudah kerja sama langsung secara administratif terkait Embung Krapyak tersebut dengan kalurahan di sana dan terawat dengan baik," katanya.
Sedangkan anggaran Rp135 juta untuk pemeliharaan lima embung ini dirinci oleh Hendy antara lain dananya untuk honor petugas pengelola Rp53,04 juta, lalu untuk pengangkatan gulma Rp12,74 juta, kemudian Rp29,2 juta untuk pembabatan semak belukar di sekitar embung, terakhir Rp40,7 juta untuk penggalian dan pengangkatan sedimen endapan. Rincian belanja anggaran itu untuk periodes satu tahun.
Petugas pengelola embung sendiri hanya ada satu orang untuk lima titik di Kulonprogo. "Kerjanya berpindah-pindah, ini juga sedang kami usulkan untuk pengadaan tambahan petugas agar lebih maksimal," ujarnya.