Esposin, SLEMAN – Pengadaan lahan untuk proyek jalan tol Jogja-Bawen Paket 1 Junction Sleman-Banyurejo telah mencapai 91 persen. Direncanakan pengadaan lahan untuk proyek tol ini bisa rampung pada Juni 2024.
“Sleman itu progresnya sudah 91 persen. tinggal menyisakan bidang-bidang yang memang posisinya sekarang sedang diajukan ke LMAN [Lembaga Manajemen Aset Negara],” kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Jogja-Bawen, Muhammad Mustanir, Jumat (26/4/2024).
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Dari total kebutuhan lahan proyek Tol Jogja-Bawen di ruas Junction Sleman-Banyurejo, hanya sekitar 100 bidang yang belum tuntas dibebaskan. Namun, pembebasan lahan terus dikebut pasca Lebaran.
Dalam wakktu dekat, Mustanir membocorkan jika ada sekitar 30 bidang tanah terdampak Tol Jogja-Bawen yang akan menyusul untuk dibebaskan.
"Ini ada 30 bidang yang akan segera diagendakan untuk pembayaran di Margokaton karena sudah keluar persetujuan dari LMAN," tandasnya.
Merujuk progres yang tergolong masif, pembebasan lahan untuk proyek tol Jogja-Bawen di Sleman ditargetkan tuntas dalam dua bulan ke depan.
"Juni harusnya kita targetkan sudah selesai 100 persen [pembebasan lahan]," tegasnya.
Di sisi lain, Mustanir menyampaikan pembebasan sejumlah tanah karakteristik khusus juga tengah berprogres. Untuk tanah wakaf contohnya, pembebasan enam tanah wakaf terdampak Tol Jogja-Bawen saat ini terus menunjukkan perkembangan.
Dari enam tanah wakaf terdampak, satu di antaranya izin ruislagnya telah dikeluarkan. Sedangkan tiga bidang tanah wakaf lainnya sedang menunggu persetujuan.
"Ada dua tanah wakaf yang belum karena ada penambahan ada [bidang] lagi yang kena. Satu bidang belum menunjuk tanah pengganti sementara satu bidang lainnya tanah penggantinya dalam proses pemecahan di BPN," jelasnya.
Sementara untuk Sultan Ground yang terdampak pembangunan Tol Jogja-Bawen pada dasarnya telah terbit surat palilahnya. Setidaknya ada 99 tanah karakteristik khusus yang sudah keluar palilahnya di trase Tol Jogja-Bawen. Saat ini bidang-bidang Sultan Ground terdampak tol disebut Mustanir pada tahap menunggu surat kekancingan.
Prinsipnya mekanisme penggunaan Sultan Ground tak jauh beda dengan proyek Tol Jogja-Solo, yakni melakukan aprraisal dengan sistem sewa.
"Posisinya sama saja karena itu satu kebijakan, kalau terkait kebijakan itu kita sama dengan Tol Jogja-Solo," ungkapnya.
Sultan Ground yang tidak ada tegakan di atasnya secara prinsip bisa dimasuki aktivitas proyek. Sementara Sultan Ground yang di atasnya masih terdapat tegakan harus menjalani appraisal dan relokasi terlebih dahulu.
"Kalau tidak ada tegakan di atasnya bisa saja langsung digunakan. Kalau di atasnya ada tegakan, fasum, sekolah dan segala macam itu yang harus dilakukan relokasi," tegasnya.