Peluang usaha, tidak hanya produksi, pemasaran juga perlu dipikirkan
Harianjogaj.com, JOGJA -- Bisnis tas semakin menjamur dan tengah menjadi produk yang sangat mainstream. Berbagai desain produk tas sudah banyak beredar di pasaran.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Namun, alih-alih mengikuti tren tersebut Daeng atau yang akrab disapa Rootzie memilih tas-tas tote bag dengan desain sederhana. Pada 2014, silam Rootzie mulai coba-coba membuat tote bag. Berbekal pengetahuan desain saat bekerja di sebuah industri kaus, usaha itu mulai dirintis secara kecil-kecilan.
"Produksi pertama tas dari kanvas, bentuknya masih tote bag. Saya coba tawarkan ke teman-teman, ternyata pada suka" ujar Rootzie saat ditemui Harianjogja.com di Pameran Dekranasda di Malioboro Mall, Jumat (18/8/2017).
Rootzie mengatakan produknya mulai diikutkan ke sejumlah pameran UMKM. Bahkan, mulai merambah pasar online. Namun, tak melulu mengejar konsumen eceran melalui pemasaran tersebut.
Lebib lanjut Rootzie mengaku lebih membidik konsumen skala besar yakni instansi. Umumnya, produk tas tote bag banyak dilirik instansi atau korporasi untuk kebutuhan suvenir.
"Sampai sekarang saya juga masih menerima pesanan rutin tote bag untuk organisasi pecinta binatang. Pernah pesanan sampai 1.000 pieces, lalu rutin setahun bisa delapan kali," ungkap Rootzie.
Setelah merambah tas berbahan kain kanvas, Rootzie mulai melirik bahan kain blacu. Mengusung konsep monokrom, tas blacu yang diproduksinya baru beberapa bulan ini diperkenalkannya. Harga jual produk ini dibanderol mulai Rp28.000 untuk tad blacu polos dan Rp40.000 untuk tad blacu bergambar.
Seperti produk-produk sebelumnya, Rootzie tidak membuat produknya dengan jenis yang sama. Dia mengaku dalam sekali produksi untuk tas kanvas dibatasi hanya satu lusin saja. Sedangkan untuk produk tas blacu sekali produksi 25 pieces.
"Saya memang bikin terbatas karena pasar mudah bosan, jadi tidak bikin banyak, tapi tetap selalu diperbarui modelnya," jelas Rootzie.